Mulai dari kelompok Taliban Pakistan, kelompok Lashkar-e-Jhangvi, hingga Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), yang diklaim Pakistan sebagai sasaran serangan tersebut.
Pada 2020, empat orang dari kelompok BLA menyerbu Bursa Efek Karachi, pusat ekonomi yang paling penting di Pakistan.
Mereka bersenjatakan senapan dan granat. Aksi itu menewaskan dua penjaga keamanan dan seorang petugas polisi serta melukai tujuh orang sebelum akhirnya dibunuh.
Organisasi yang sama, BLA, juga melakukan serangan pada 2019 terhadap hotel Zaver Pearl-Continental di kota pelabuhan Gwadar, di Balochistan selatan.
Sasaran dari aksi ini adalah investor China dan negara lainnya yang biasanya berkumpul di sana.
Kompleks hotel ini dipandang oleh beberapa kelompok separatis sebagai pusat operasi Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), sebuah megaproyek yang diumumkan pada April 2015.
Investasi dalam kerja sama ini diperkirakan mencapai sekitar 62 miliar dollar AS (Rp 967,8 triliun), angka yang lebih tinggi dari Produk Domestik Bruto (PDB) Nikaragua.
Tujuannya adalah untuk membangun jaringan jalan raya, kereta api, dan jaringan pipa gas antara kedua negara sekutu tersebut.
Para milisi sangat menentang investasi China, dengan alasan bahwa investasi tersebut tidak membawa manfaat apa pun bagi penduduk setempat.
"Di Balochistan terdapat berbagai jenis bentuk nasionalisme. Beberapa menentang apa pun yang dilakukan Pakistan karena mereka hanya ingin menjadi negara merdeka," Saqlain Imam, jurnalis BBC Urdu Service, mengatakan kepada BBC Mundo.
“Kelompok lain merasa bahwa pemerintah pusat yang didominasi oleh Punjab–provinsi terpadat di negara itu dan terbesar kedua setelah Balochistan-tidak mengizinkan masyarakat Baloch untuk ikut serta dalam proyek.”
Baca juga: Jika Iran Tutup Perbatasan Pakistan, Memicu Lebih Banyak Militansi
BLA hanyalah satu dari enam kelompok separatis bersenjata dari Balochistan yang sebelumnya melakukan serangan di Pakistan.
Amerika Serikat dan Inggris menganggapnya sebagai organisasi “teroris”.
Balochistan saat ini menjadi provinsi yang sulit diakses oleh jurnalis dan kelompok hak asasi manusia (HAM).
Namun, berbagai pelanggaran dan tuduhan penindasan besar-besaran oleh militer Pakistan telah didokumentasikan selama bertahun-tahun.
Pada 2023, terdapat sepuluh tentara dan petugas keamanan Pakistan tewas dalam tiga serangan berbeda di Balochistan yang dikaitkan dengan militan separatis.
Menurut laporan, serangan itu diperintahkan oleh kelompok yang beroperasi dari Iran.
Para ahli dan aktivis memperkirakan bahwa ketegangan antara Islamabad dan Teheran dengan kelompok separatis Baloch yang berbeda akan terus berlanjut sampai kedua pihak mencapai kesepakatan.