Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Uji Coba Drone Nuklir di Bawah Air, Ini Alasannya

Kompas.com - 19/01/2024, 13:41 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara melakukan uji coba sistem senjata nuklir bawah air sebagai protes terhadap latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang minggu ini.

Hal itu dilaporkan media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Jumat (19/1/2024).

Dari laporan KCNA itu, Korut memberi nama uji coba sistem "Haeil-5-23", drone serangan bawah air berkemampuan nuklir yang dilakukan oleh lembaga pemikir kementerian pertahanan di perairan lepas pantai timur.

Baca juga: Remaja Korut Dihukum 12 Tahun Kerja Paksa karena Tonton K-Drama

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Jumat (19/1/2024), juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya menuduh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang menjadi panik dengan latihan militer Korut, dan memperingatkan adanya konsekuensi bencana.

Angkatan laut ketiga negara mengadakan latihan rutin selama tiga hari hingga Rabu, bersama dengan kapal induk AS Carl Vinson.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan tanggapan mereka terhadap ancaman nuklir dan rudal Pyongyang yang terus berkembang.

"Postur perlawanan berbasis nuklir bawah air tentara kita semakin disempurnakan dan berbagai tindakan responsif maritim dan bawah air akan terus menghalangi manuver militer angkatan laut AS dan sekutunya," kata juru bicara Kementerian Korea Utara dalam sebuah pernyataan, menurut KCNA.

Televisi pemerintah Korea Utara telah menayangkan uji coba ledakan atmosfer sebelumnya, yang telah dipantau oleh otoritas AS dan Korea Selatan, namun senjata bawah air yang dilaporkan belum diverifikasi secara independen.

Dijuluki "Haeil", yang berarti tsunami ialah sistem drone baru ini dilaporkan pertama kali diuji pada Maret 2023.

Media pemerintah mengatakan bahwa drone tersebut dimaksudkan untuk melakukan serangan diam-diam di perairan musuh dan menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama.

Cara kerja dari drone bawah air itu mampu menciptakan gelombang radioaktif yang besar melalui ledakan bawah air.

Uji coba bawah air terbaru yang dilaporkan terjadi beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah baru, yang dikutuk oleh Washington, Seoul dan Tokyo sebagai pelanggaran serius terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang

Utusan nuklir ketiga sekutu tersebut berkumpul di Seoul pada hari Kamis, juga mengutuk perdagangan senjata Pyongyang dengan Rusia.

Serta retorika yang semakin bermusuhan, tepat ketika menteri luar negeri Korea Utara mengunjungi Moskwa dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com