BEIRUT, KOMPAS.com - Salah satu pemimpin senior Hamas, Saleh Al Arouri, tewas dalam serangan di Beirut selatan bersama enam orang lainnya--dua komandan militer dan empat anggota Hamas, demikian dilaporkan media Lebanon.
Hamas mengecam pembunuhan tersebut. Adapun Hezbollah--yang merupakan sekutu Hamas--mengatakan, aksi itu adalah serangan terhadap kedaulatan Lebanon. Baik Hamas maupun Hezbollah memperingatkan akan ada “hukuman” atas pembunuhan Arouri.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon menuduh Israel berusaha "menyeret Lebanon ke... konfrontasi".
Baca juga: Serangan Drone Israel di Lebanon Tewaskan Wakil Pemimpin Hamas
Israel dituding berada di balik serangan tersebut.
Akan tetapi, Israel berkukuh pembunuhan Al Arouri bukanlah serangan terhadap Lebanon.
Saleh Al Arouri adalah salah satu tokoh senior di bidang politik dan militer dalam hierarki Hamas.
Dia bergabung dengan Hamas pada 1987 dan membantu pembentukan sayap militer kelompok itu di Tepi Barat.
Pria berusia 57 tahun itu bahkan turut membentuk kelompok sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam.
Arouri juga dianggap sebagai pemimpin de facto sayap militer Hamas di Tepi Barat, menurut laporan media Israel.
Dia tokoh kunci di Brigade Al Qassam dan dekat dengan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas. Dia belakangan tinggal di Lebanon sebagai penghubung Hamas dan Hezbollah, kelompok milisi di Lebanon.
Dia adalah salah satu pemimpin Hamas yang memiliki hubungan erat dengan Pemerintah Iran dan kelompok Hezbollah di Lebanon.
Dia pernah ditahan di penjara Israel. Setelah bebas, dia menjadi negosiator yang berhasil membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina sebagai ganti pembebasan tentara Israel, Gilad Shalit.
Pada 27 Oktober tahun lalu, Israel menghancurkan rumahnya yang terletak di Arura, dekat Ramallah, Tepi Barat.
Dia berada di Lebanon ketika serangan terhadapnya terjadi.
Baca juga: Wakil Pemimpin Hamas Tewas di Lebanon, Israel Siap Hadapi Skenario Apa Pun