Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saleh Al Arouri, Wakil Pemimpin Hamas yang Tewas di Lebanon?

Kompas.com - 03/01/2024, 20:46 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BEIRUT, KOMPAS.com - Salah satu pemimpin senior Hamas, Saleh Al Arouri, tewas dalam serangan di Beirut selatan bersama enam orang lainnya--dua komandan militer dan empat anggota Hamas, demikian dilaporkan media Lebanon.

Hamas mengecam pembunuhan tersebut. Adapun Hezbollah--yang merupakan sekutu Hamas--mengatakan, aksi itu adalah serangan terhadap kedaulatan Lebanon. Baik Hamas maupun Hezbollah memperingatkan akan ada “hukuman” atas pembunuhan Arouri.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon menuduh Israel berusaha "menyeret Lebanon ke... konfrontasi".

Baca juga: Serangan Drone Israel di Lebanon Tewaskan Wakil Pemimpin Hamas

Israel dituding berada di balik serangan tersebut.

Akan tetapi, Israel berkukuh pembunuhan Al Arouri bukanlah serangan terhadap Lebanon.

Siapa Saleh Al Arouri?

Saleh Al Arouri adalah salah satu tokoh senior di bidang politik dan militer dalam hierarki Hamas.

Dia bergabung dengan Hamas pada 1987 dan membantu pembentukan sayap militer kelompok itu di Tepi Barat.

Pria berusia 57 tahun itu bahkan turut membentuk kelompok sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam.

Arouri juga dianggap sebagai pemimpin de facto sayap militer Hamas di Tepi Barat, menurut laporan media Israel.

Dia tokoh kunci di Brigade Al Qassam dan dekat dengan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas. Dia belakangan tinggal di Lebanon sebagai penghubung Hamas dan Hezbollah, kelompok milisi di Lebanon.

Dia adalah salah satu pemimpin Hamas yang memiliki hubungan erat dengan Pemerintah Iran dan kelompok Hezbollah di Lebanon.

Warga Palestina di Jenin, Tepi Barat, menggelar demonstrasi menyusul kematian Saleh Al Arouri.REUTERS via BBC INDONESIA Warga Palestina di Jenin, Tepi Barat, menggelar demonstrasi menyusul kematian Saleh Al Arouri.
Dia diyakini terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat pada tahun 2014.

Dia pernah ditahan di penjara Israel. Setelah bebas, dia menjadi negosiator yang berhasil membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina sebagai ganti pembebasan tentara Israel, Gilad Shalit.

Pada 27 Oktober tahun lalu, Israel menghancurkan rumahnya yang terletak di Arura, dekat Ramallah, Tepi Barat.

Dia berada di Lebanon ketika serangan terhadapnya terjadi.

Baca juga: Wakil Pemimpin Hamas Tewas di Lebanon, Israel Siap Hadapi Skenario Apa Pun

Bagaimana Saleh Al Arouri tewas?

Arouri tewas dalam sebuah ledakan di Dahiyeh, yang terletak di Beirut bagian selatan. Ledakan itu diduga oleh banyak pihak sebagai serangan yang dilakukan oleh Israel.

Media di Lebanon melaporkan bahwa dia tewas dalam serangan udara Israel ke kantor Hamas yang terletak di Dahiyeh, bersama dengan enam orang lain yang dikabarkan juga anggota Hamas.

Seorang saksi mata berkata kepada kantor berita Reuters bahwa dirinya melihat petugas pemadam kebakaran dan paramedis berkumpul di sekitar gedung bertingkat dengan lubang besar di lantai tiga.

Gedung yang menjadi kantor Hamas di Dahiyeh dengan lubang besar akibat serangan yang menewaskan Saleh Al Arouri.REUTERS via BBC INDONESIA Gedung yang menjadi kantor Hamas di Dahiyeh dengan lubang besar akibat serangan yang menewaskan Saleh Al Arouri.
Rekaman video di media sosial menunjukkan sebuah mobil terbakar dan kerusakan parah pada bangunan di kawasan permukiman yang sibuk.

Dahiyeh dikenal sebagai benteng Hezbollah.

Juru bicara Israel, Mark Regev, tidak mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dia menegaskan serangan itu bukan ditujukan terhadap Lebanon.

Mobil yang rusak akibat ledakan di kantor Hamas di Dehiyeh.REUTERS via BBC INDONESIA Mobil yang rusak akibat ledakan di kantor Hamas di Dehiyeh.
“Siapa pun yang ielakukannya, harus jelas bahwa ini bukanlah serangan terhadap negara Lebanon,” kata Regev kepada MSNBC.

“Itu bukan serangan bahkan terhadap Hezbollah, organisasi teroris.

"Siapa pun yang melakukan ini, [dia] melakukan serangan bedah terhadap kepemimpinan Hamas.”

Baca juga: Siapa Hezbollah dan Kenapa Terlibat Perang Israel-Hamas?

Apa tanggapan Hamas dan Hezbollah?

Ini bukan hanya tentang siapa yang terbunuh dan di mana dia terbunuh.

Seorang pemimpin Hamas tewas di wilayah yang dikuasai Hezbollah di Lebanon pasti akan membuat segalanya menjadi lebih berbahaya dan membuat pertempuran menjadi sangat fluktuatif.

Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, menyebut serangan itu sebagai "tindakan teroris... pengecut, pelanggaran kedaulatan Lebanon, dan perluasan lingkaran serangan".

Ismail Haniyeh, ketua sayap politik Hamas.EPA-EFE/REX/SHUTTERSTOCK via BBC INDONESIA Ismail Haniyeh, ketua sayap politik Hamas.
Hezbollah mengatakan bahwa mereka menganggap kematian Arouri "sebagai serangan serius terhadap Lebanon, rakyatnya, keamanan, kedaulatan, dan perlawanannya, serta pesan-pesan politik dan keamanan yang sangat simbolis dan signifikan di dalamnya".

Dikatakan bahwa serangan itu adalah "perkembangan yang berbahaya selama perang... dan kami di Hezbollah menegaskan bahwa kejahatan ini tidak akan pernah berlalu tanpa reaksi dan hukuman.

“Mereka sudah siap untuk mengambil tindakan,” tambahnya.

Baca juga: Siapa Saja Para Pemimpin Hamas?

Bagaimana reaksi Iran dan Lebanon?

Iran, pendukung utama kedua kelompok tersebut, mengatakan pembunuhan Arouri "tidak diragukan lagi akan memicu gelombang perlawanan lainnya".

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa pemerintahnya berbicara dengan Hezbollah untuk "menekankan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh memberikan respons sendiri".

Namun, dia menambahkan, "Kami tidak memberitahu mereka, kami berdialog dengan mereka mengenai hal ini. "

Selama 24 jam ke depan akan menjadi jelas “apakah mereka merespons atau tidak”, katanya, seraya menambahkan, “Kami sangat prihatin, masyarakat Lebanon tidak ingin terseret, bahkan Hezbollah pun tidak ingin terseret ke dalam perang regional."

Dan dia meminta negara-negara Barat untuk “menekan Israel agar menghentikan semua kekerasan dan tindakannya, tidak hanya di Lebanon, tidak hanya di Beirut, tapi juga di Gaza”.

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan perang Israel yang bertujuan menyeret Lebanon ke fase baru konflik.

Para pendukung Hezbollah mengibarkan bendera Hezbollah dan bendera Palestina dalam aksi mendukung Palestina di Beirut, 3 November lalu.AFP via BBC INDONESIA Para pendukung Hezbollah mengibarkan bendera Hezbollah dan bendera Palestina dalam aksi mendukung Palestina di Beirut, 3 November lalu.
Militer Israel belum berkomentar dan mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak menanggapi laporan media asing.

Israel secara luas dilaporkan melakukan pembunuhan dengan sasaran di luar negeri, namun jarang berkomentar mengenai serangan lintas batas.

Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tidak mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab namun menyebut serangan itu sebagai "serangan bedah" terhadap kepemimpinan Hamas.

Baca juga: Alasan Kenapa Iran Dibawa-bawa dalam Perang Israel-Hamas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com