Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Konfirmasi Tentara Israel Tewas karena Infeksi Jamur dari Gaza

Kompas.com - 29/12/2023, 21:13 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Rumah Sakit Ichilov pada Kamis (28/12/2023) mengonfirmasi seorang tentara yang terluka selama bertugas di Jalur Gaza meninggal dunia akibat infeksi jamur parah.

"Tentara yang dimaksud memang meninggal di RS Ichilov karena infeksi jamur invasif," kata dokter spesialis penyakit menular di RS Ichilov, Dr. Eugene Katchman, kepada The Times of Israel.

IDF mengonfirmasi kematian prajurit tersebut pada Kamis, tetapi menyampaikan penyebabnya masih dalam penyelidikan.

Baca juga: PBB: Konvoi Bantuan Gaza Ditembaki Tentara Israel

IDF mengatakan kepada The Times of Israel, bahwa sejauh yang mereka ketahui, ini adalah satu-satunya kasus tentara yang terinfeksi jamur mematikan. Mereka tak membagikan tanggal kematian prajurit tersebut.

Sebelumnya, media Israel pada Selasa (26/12/2023) melaporkan sekitar 10 tentara lainnya diyakini memiliki infeksi jamur yang sama dan sedang dirawat di rumah sakit Israel.

IDF mengatakan, sumber jamur tersebut kemungkinan berasal dari tanah Gaza, namun hal ini masih dalam penyelidikan.

Pusat Medis Assuta di Ashdod mengatakan kepada The Times of Israel pada Rabu (27/12/2023) bahwa tentara yang meninggal awalnya dirawat di sana, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv, di mana ia meninggal.

Seorang juru bicara Assuta menolak untuk memberikan tanggal yang terkait dengan kedatangan prajurit tersebut di Assuta atau pemindahannya ke Ichilov karena alasan privasi.

Kementerian Kesehatan Israel mengeluarkan pernyataan kepada The Times of Israel yang mengatakan bahwa cedera serius dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi.

Baca juga: Kronologi Insiden Tentara Israel Tak Sengaja Tembaki Warganya Sendiri

"Ini adalah fenomena yang diketahui oleh dunia medis dan juga terjadi pada kasus-kasus yang tidak terkait dengan cedera di medan perang. Dalam kasus cedera serius dan kompleks di lapangan, sumber infeksi bisa berasal dari tanah, tetapi ini bukan kejadian baru atau sesuatu yang hanya terkait dengan Gaza," kata pernyataan itu.

Berita bahwa satu atau lebih tentara IDF yang terluka ditemukan menderita infeksi parah membuat publik gelisah tentang apa yang dapat terjadi pada pasukan darat lainnya, para sandera yang ditahan di Gaza, dan kesehatan masyarakat Israel.

Nadav Davidovitch, seorang ahli epidemiologi yang mengepalai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ben-Gurion di Negev, mengatakan infeksi yang tidak dapat diobati bukanlah bahaya bagi masyarakat Israel.

Menurut Davidovitch, jenis infeksi yang kebal terhadap antimikroba yang mungkin dibawa pulang oleh para prajurit yang terluka dari Gaza pada umumnya bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan oleh mereka yang tidak mengalami gangguan kekebalan tubuh atau memiliki kulit utuh.

Baca juga: Tentara Israel Dilaporkan Menelanjangi Puluhan Warga Sipil Palestina

"Kita berbicara tentang seorang tentara yang berada di lapangan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan kemudian terluka parah akibat, katakanlah, ledakan yang mematahkan tulang dan merobek kulitnya," kata Davidovitch.

"Jika dia terbaring di tanah yang terkontaminasi -mungkin karena limbah- lukanya bisa terinfeksi. Kami telah melihat hal ini dalam perang sebelumnya. Ini bukan sesuatu yang baru," katanya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com