AVDIIVKA, KOMPAS.com - Ukraina pada Minggu (3/12/2023) menyebut pasukan Rusia mengeksekusi dua tentara tak bersenjata yang sudah mengisyaratkan untuk menyerah.
Kyiv mengecam insiden tersebut sebagai kejahatan perang, tetapi sejauh ini belum ada reaksi resmi dari Rusia.
Pada Sabtu (2/12/2023), video pendek di aplikasi perpesanan Telegram yang keasliannya belum dikonfirmasi oleh kantor berita AFP menunjukkan dua pria keluar dari tempat perlindungan.
Baca juga: Serangan Terbesar di Ibu Kota Ukraina, Rusia Kerahkan 71 Drone
Salah satunya dengan tangan di atas kepala. Dia kemudian berbaring di depan sekelompok tentara lainnya.
Adegan itu diikuti suara tembakan dan asap yang mengepul, lalu video tiba-tiba terputus.
Kantor Kejaksaan Ukraina di Donetsk mengatakan, menurut data awal video tersebut diambil di dekat desa Stepove, Avdiivka, kota di bagian timur tempat pertempuran sedang berkecamuk.
“Video menunjukkan bagaimana sekelompok orang berseragam Rusia dari jarak dekat menembak dua prajurit berseragam Angkatan Bersenjata Ukraina tak bersenjata yang menyerah sebagai tahanan,” tulis kantor kejaksaan, dikutip dari kantor berita AFP.
"Penyidik dan jaksa sudah memulai penyelidikan".
“Pembunuhan tawanan perang adalah pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa dan diklasifikasikan sebagai kejahatan internasional yang serius,” lanjutnya.
Baca juga:
Pusat komunikasi strategis tentara Ukraina pada Sabtu menyatakan, mereka memiliki informasi terkonfirmasi bahwa video tersebut menunjukkan eksekusi oleh pasukan Rusia terhadap tentara tak bersenjata.
Ombudsman hak asasi manusia Ukraina, Dmytro Lubinets, mengecam insiden tersebut sebagai kejahatan perang.
"(Tentara Ukraina) dilucuti dan tangan mereka terangkat”, tulis Lubinets di Telegram.
“Mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun! Pihak Rusia harus menangkap mereka dan memberinya status tawanan perang.”
Ketua parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, menuduh pasukan Rusia melanggar aturan perang.
Sementara itu, militer Ukraina mendesak masyarakat dunia meminta pertanggungjawaban dari para pemimpin militer Rusia.
Baca juga: Inflasi Tinggi di Rusia Berlanjut, Warga Merasa Terjepit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.