Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hanya Sedikit Orang Rusia yang Menentang Perang di Ukraina?

Kompas.com - 05/11/2023, 14:27 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Angka-angka itu diterbitkan oleh siaran BBC berbahasa Rusia, yang melacak korban jiwa di Rusia dengan proyek Mediazona, dan melibatkan tim relawan yang menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk umum.

Otoritas Rusia pada tahun 2021 menetapkan Mediazona sebagai "agen asing" dan memblokir situs webnya pada tahun 2022 karena liputan tentang perang di Ukraina.

Pemerintah Rusia sendiri hanya dua kali merilis jumlah korban sejak pecahnya perang, menurut Gudkov, dan angka yang dirilis "tidak ada hubungannya dengan realita".

Kementerian Pertahanan Rusia pertama kali mengakui adanya korban jiwa pada September 2022, dengan mengatakan bahwa 5.937 orang Rusia telah tewas dalam perang di Ukraina.

Lalu pada Malam Tahun Baru 2022, Kementerian Pertahanan mengonfirmasi kematian 89 personel militer setelah rudal Ukraina menghantam situs militer Rusia di Makiyivka di wilayah Donetsk.

Baca juga: Putin ke China, Kunjungan Luar Negeri Kedua sejak Surat Penangkapan ICC Keluar

Upah di sektor pertahanan meningkat sekalipun inflasi tinggi

Lev Gudkov mengatakan, harga minyak naik pada tahun pertama konflik, sehingga menghasilkan lebih banyak pendapatan negara bagi Rusia dan segmen tertentu dari populasi Rusia.

Sektor-sektor ekonomi yang diperlukan untuk perang bekerja pada kapasitas maksimum, dan upah di sektor-sektor ini meningkat dua kali lipat.

Selain itu, tentara Rusia yang direkrut maupun tentara kontrak kini menerima gaji yang jauh lebih besar.

Kompensasi yang dibayarkan kepada tentara yang terluka dan keluarga tentara yang tewas, yang sebagian besar tinggal di pedesaan, juga meningkat secara signifikan. Inilah juga yang bisa menjelaskan mengapa Rusia tidak melihat protes besar anti-perang.

Tapi Lev Gudkov mengatakan, Rusia saat ini sedang berjuang menghadapi inflasi yang tinggi dan meningkatnya biaya perang.

Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa masyarakat Rusia menganggap kenaikan harga, terutama makanan dan obat-obatan, sebagai masalah terbesar mereka. Bagi mereka, inflasi adalah masalah yang lebih mendesak dibandingkan perang.

Tapi tidak banyak warga Rusia yang melihat hubungan antara pengeluaran militer yang besar dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Hanya 10-12 persen masyarakat yang disurvei oleh Levada Center, banyak dari mereka adalah pegawai negeri sipil dan anggota kelas menengah, yang menyadari hubungan ini.

Meskipun di kalangan ini ada kekhawatiran yang semakin besar, kata Lev Gudkov, mereka tetap setia kepada rezim.

Baca juga: Putin pada Biden: Rusia Tak Bisa Direndahkan, AS Harus Belajar Menghormati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com