Sebelum pembukaan sektor ini pada 2020, "seluruh aktivitas antariksa India berada di bawah pengawasan badan antariksa ISRO, yang mengelola segala sesuatu dengan mutlak," kata Isabelle Sourbes-Verger, seorang ahli sektor antariksa India di Centre National de la Recherche Scientifique Prancis.
Anggaran ISRO masih relatif kecil, yaitu sebesar 1,9 miliar dollar AS (Rp 30,11 triliun) pada 2022, enam kali lebih kecil dibandingkan program luar angkasa China.
Meskipun sumber dayanya terbatas, program luar angkasa India telah mencapai kemajuan besar, yang berpuncak pada pendaratan kendaraan penjelajah di kutub selatan Bulan yang belum dijelajahi sebelumnya oleh negara manapun pada Agustus.
Negara tersebut juga meluncurkan penyelidikan ke arah Matahari pada awal bulan ini dan sedang mempersiapkan misi berawak selama tiga hari ke orbit Bumi pada tahun depan.
Sebelum reformasi, perusahaan swasta hanya dapat bertindak sebagai pemasok bagi badan tersebut.
“Hal ini tidak lagi dapat dipertahankan karena terlalu banyak yang harus dilakukan,” kata Sourbes-Verger.
India memperdalam reformasi sektor ini pada April, dengan meluncurkan kebijakan antariksa baru yang membatasi pekerjaan ISRO pada penelitian dan pengembangan sekaligus mendorong “partisipasi sektor swasta yang lebih besar dalam seluruh rantai nilai Ekonomi Antariksa.”
India menyatakan bahwa negara ini menyumbang dua persen dari perekonomian antariksa global senilai 386 miliar dollar AS (Rp 6,11 kuadriliun), dan diharapkan akan meningkat menjadi sembilan persen pada 2030. Pasar ini diperkirakan akan tumbuh hingga 1 triliun dollar AS (Rp 15,84 kuadriliun) pada 2040.
Baca juga: Alasan Kenapa India Ingin Ganti Nama Jadi Bharat
Perusahaan-perusahaan India memiliki keunggulan dalam hal biaya karena negara tersebut memiliki banyak insinyur berkualifikasi tinggi dengan gaji lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka di luar negeri.
Perusahaan rintisan India lainnya yang muncul dalam beberapa tahun terakhir termasuk Skyroot Aerospace, perusahaan India pertama yang meluncurkan roket swasta.
Dhruva Space mengembangkan satelit kecil sementara Bellatrix Aerospace berspesialisasi dalam sistem propulsi untuk satelit.
“Apakah hal ini benar-benar akan menciptakan tatanan industri yang dinamis dan menguntungkan? Mungkin, tetapi tidak diragukan lagi, dengan beberapa batasan,” kata Sourbes-Verger.
India belum rampung dalam melakukan reformasi terhadap sektor ini. Undang-undang lain diperkirakan akan disahkan dalam beberapa minggu mendatang untuk membuka industri tersebut bagi investasi asing.
Baca juga: Sejarah Kenapa India Disebut Vrindavan
Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Industri Antariksa Swasta India Terus Melesat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.