Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Armita Geravand Alami Mati Otak Usai Diduga Diserang Polisi Moral Iran karena Tak Pakai Jilbab

Kompas.com - 23/10/2023, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

DUBAI, KOMPAS.com - Seorang remaja perempuan Iran yang mengalami koma sejak awal bulan ini setelah diduga bertengkar dengan petugas keamanan karena dianggap melanggar hukum tentang jilbab dilaporkan kini mengalami "mati otak”.

Kelompok-kelompok HAM seperti Hengaw Kurdi-Iran adalah yang pertama kali mempublikasikan kondisi Armita Geravand (16) kepada publik. Mereka membagikan foto-foto gadis itu di media sosial yang menunjukkan dia tidak sadarkan diri dengan selang pernapasan dan perban di kepalanya.

Armita Geravand tampak menggunakan alat bantu hidup (life support).

Baca juga: Gadis 16 Tahun Diduga Diserang Polisi Moral Iran karena Tak Pakai Jilbab

“Upaya mencari informasi lebih lanjut tentang kondisi kesehatan terakhir Geravand menunjukkan bahwa ia menderita mati otak,” lapor media pemerintah Iran pada Minggu (22/10/2023), sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ada kekhawatiran dari para pembela hak asasi manusia bahwa Geravand mungkin menghadapi nasib yang sama seperti Mahsa Amini.

Kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September 2022 memicu protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan di seluruh negeri yang merupakan salah satu tantangan paling besar bagi penguasa ulama Iran.

Iran sendiri telah membantah bahwa Geravand terluka setelah konfrontasi pada 1 Oktober dengan petugas yang menerapkan aturan wajib berpakaian Islami di metro Teheran.

Pemerintahan Iran seperti diketahui telah memberlakukan pembatasan terhadap pakaian perempuan sejak revolusi rakyat menggulingkan Shah yang sekuler dan didukung Barat pada tahun 1979.

Baca juga: Iran Penjarakan Pengacara Keluarga Mahsa Amini karena Lakukan Propaganda

Undang-undang Iran kemudian mewajibkan perempuan untuk menutupi rambut mereka serta mengenakan pakaian panjang dan longgar.

Pelanggar akan menghadapi teguran publik, denda atau penangkapan.

Namun, sejak kematian Mahsa Amini, semakin banyak perempuan yang menentang aturan berpakaian tersebut dengan tampil tanpa jilbab di tempat-tempat umum seperti mal, restoran, dan toko di berbagai wilayah di Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com