Curah hujan dahsyat ini terjadi ketika udara panas di saat musim panas menghangatkan daratan di India, menyebabkan aliran udara naik dan menyedot angin Samudera Hindia yang lebih dingin.
Siklus ini kemudian menghasilkan cuaca ekstrem berupa curah hujan dalam jumlah besar, dan menyebabkan tanah longsor dan banjir setiap tahunnya.
Selain itu, mencairnya gletser telah menambah volume air, sementara pembuatan bangunan yang tidak sesuai standar di daerah rawan banjir memperburuk intensitas kerusakan yang terjadi.
Akibat perubahan iklim, gletser di Himalaya mencair lebih cepat dari sebelumnya, sehingga menyebabkan masyarakat terkena bencana yang tidak dapat diprediksi dan menelan biaya besar.
Gletser menghilang 65 persen lebih cepat dari tahun 2011 hingga 2020 dibanding dekade sebelumnya, demikian peringatan sebuah laporan pada Juni oleh International Centre for Integrated Mountain Development.
Dinilai dari kecepatan menghilangnya seperti saat ini, organisasi tersebut menilai bahwa di akhir abad ini gletser bisa kehilangan hingga 80 persen volumenya.
Baca juga: PBB Sebut Korban Tewas Banjir Libya 11.300 Orang, Bulan Sabit Merah Menyangkal
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Puluhan Tentara India Hilang Tersapu Banjir Bandang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.