Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapsul NASA yang Bawa Sampel Asteroid Terbesar Akhirnya Dibuka, Ini Isinya

Kompas.com - 27/09/2023, 09:53 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com -Setelah menunggu selama tujuh tahun, para ilmuwan NASA pada Selasa (26/9/2023) akhirnya membuka kapsul luar angkasa yang membawa sampel asteroid terbesar yang pernah dibawa kembali ke Bumi.

Di dalamnya, mereka menemukan puing-puing hitam.

"Para peneliti menemukan debu dan puing-puing hitam di dek avionik kapsul sains Osiris-Rex saat tutup awal dibuka hari ini," kata NASS tanpa menyebutkan apakah puing-puing itu pasti berasal dari asteroid.

Baca juga: Kapsul NASA Bawa Sampel Asteroid Terbesar ke Bumi

Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menyampaikan, para ilmuwan sangat menantikan untuk dapat meneliti sebagian besar sampel, yang memerlukan pembongkaran rumit pada wahana antariksa tersebut.

Osiris-Rex yang diluncurkan pada 2016 dilaporkan telah mendarat di asteroid Bennu dan mengumpulkan sekitar 250 gram debu dari permukaan berbatu.

Menurut NASA, meski jumlah sampel yang dikumpulkan tersebut terbilang kecil, itu sudah dukup untuk dapat membantu para peneliti lebih memahami jenis-jenis asteroid yang dapat mengancam Bumi.

Asteroid ini mengakhiri perjalanannya sejauh 6,21 miliar kilometer setelah mendarat di padang pasir di negara bagian Utah, Amerika Serikat bagian barat, pada Minggu (24/9/2023), setelah melewati atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi dan penuh risiko.

Residu pada dek avionik yang ditemukan pada Selasa kemungkinan besar merupakan hasil dari masalah selama pengumpulan, yang menurut NASA pada akhirnya dapat diatasi, sehingga memungkinkan pemindahan sampel dengan aman.

Penutup kapsul NASA dibuka di ruang kedap udara di Johnson Space Center di Houston, Texas.

Baca juga: NASA Tegaskan Tak Ada Tanda-tanda Alien yang Bisa Diidentifikasi

Sebuah konferensi pers dijadwalkan pada tanggal 11 Oktober, di mana sebagian besar sampel akan diungkap ke publik.

Analisis asteroid ini, menurut para ilmuwan, akan membantu para peneliti untuk lebih memahami pembentukan tata surya dan bagaimana Bumi bisa dihuni.

Sebagaimana dikutip dari AFP, sebagian besar sampel akan dikonservasi untuk dipelajari oleh generasi mendatang.

Sekitar seperempatnya akan segera digunakan dalam eksperimen, dan sejumlah kecil akan dikirim ke mitra misi Jepang dan Kanada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com