Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapsul NASA Bawa Sampel Asteroid Terbesar ke Bumi

Kompas.com - 25/09/2023, 13:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

KOMPAS.com- Mengakhiri ekspedisi selama tujuh tahun, kapsul luar angkasa NASA yang membawa sampel pertama dari permukaan asteroid Bennu berhasil kembali ke Bumi pada Minggu (24/9/2023).

"Kami sudah mendarat!" lapor ruang kendali penerbangan, sesaat setelah kapsul OSIRIS-REx terjun menggunakan parasut ke gurun negara bagian Utah di Amerika Serikat (AS).

"Saya benar-benar menangis," ungkap peneliti utama misi OSIRIS-Rex, Dante Lauretta, dalam sebuah konferensi pers.

Baca juga: Muncul Asteroid Besar Berpotensi Bahaya, jika Tabrak Bumi, Bisa Picu Kepunahan

Sampel asteroid terbesar

Sampel tersebut merupakan sampel asteroid ketiga dan terbesar yang pernah dibawa ke Bumi. Kapsul OSIRIS-REx diperkirakan membawa setidaknya secangkir puing-puing asteroid yang dikenal sebagai Bennu.

"Membawa pulang sampel ini begitu bersejarah," kata ilmuwan NASA, Amy Simon, kepada kantor berita AFP.

"Ini akan menjadi sampel terbesar yang kami bawa pulang sejak batuan bulan Apollo" mendarat ke Bumi.

"Wow!" kata astronot NASA, Sunita Williams, yang tengah berada di Utah untuk berlatih misi kapsul ruang angkasanya. "Ini sungguh menakjubkan. Ini bisa saja terjadi di film, tapi yang ini adalah kenyataan."

Kapsul ini akan dibawa ke laboratorium NASA di Texas untuk diteliti lebih lanjut.AFP/KEEGAN BARBER via DW INDONESIA Kapsul ini akan dibawa ke laboratorium NASA di Texas untuk diteliti lebih lanjut.
Mengapa misi OSIRIS-REx begitu penting?

Misi ini diluncurkan pada September 2016 oleh NASA dan bekerja sama dengan Universitas Arizona untuk mengumpulkan sampel dari Bennu, asteroid yang kaya akan karbon dan diklasifikasikan sebagai salah satu "obyek dekat Bumi."

Kapsul NASA itu mendarat di permukaan Bennu pada 2020 dan mengumpulkan sekitar 250 gram serpihan debu dari permukaan yang berbatu.

Namun NASA percaya, bahkan dengan jumlah yang relatif kecil itu, dapat "membantu kita lebih memahami jenis-jenis asteroid yang dapat mengancam Bumi."

Para ilmuwan juga percaya bahwa dengan meneliti sampel-sampel tersebut, manusia dapat memahami lebih baik bagaimana tata surya terbentuk dan bagaimana Bumi bisa dihuni.

Dengan menghantam permukaan Bumi, "kami yakin asteroid dan komet mengirimkan material organik, kemungkinan air, yang dapat membantu berkembangnya kehidupan di Bumi," kata Simon.

Baca juga: Pesawat NASA Tabrak Asteroid dengan Kecepatan 22.500 Km Per Jam untuk Ubah Orbit

Sampel akan diberikan ke Jepang dan Kanada

Pada Senin (25/9/2023), sampel tersebut dibawa menuju ke Pusat Luar Angkasa Johnson di Houston untuk diteliti lebih lanjut.

NASA berencana akan mengumumkan hasil penelitian pertamanya pada konferensi pers tanggal 11 Oktober 2023.

Sekitar seperempat dari sampel akan segera digunakan dalam eksperimen dan sejumlah kecil lainnya akan dikirim ke mitra antariksa AS, Jepang dan Kanada.

Namun, sebagian besar sampel akan disimpan untuk generasi mendatang, sebagai "harta karun bagi analisis ilmiah untuk tahun-tahun yang akan datang, untuk anak-anak dan cucu-cucu kita, dan orang-orang yang bahkan belum dilahirkan," ujar Lori Glaze, Direktur Divisi Ilmu Planet NASA.

Jepang sebelumnya telah memberi NASA beberapa serpihan dari asteroid Ryugu, setelah membawa pulang 20 gram serpihan debu ke Bumi pada tahun 2020 dalam misi Hayabusa-2.

Baca juga: Studi Terbaru Sebut Air di Bumi Mungkin Berasal dari Asteroid

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Kapsul NASA yang Sukses Bawa Sampel Asteroid Mendarat di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com