Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Sebut Air di Bumi Mungkin Berasal dari Asteroid

Kompas.com - 16/08/2022, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Air mungkin telah dibawa ke Bumi oleh asteroid dari tepi luar tata surya. Atau dengan kata lain, air yang ada di Bumi saat ini berasal dari asteroid.

Ini jadi hasil studi para ilmuwan setelah menganalisis sampel langka yang dikumpulkan dalam misi luar angkasa Jepang selama enam tahun.

Dilansir AFP, dalam upaya menjelaskan asal usul kehidupan dan pembentukan alam semesta, para peneliti meneliti bahan yang dibawa kembali ke bumi pada tahun 2020 dari asteroid Ryugu.

Baca juga: Studi Terbaru: Perekonomian Rusia Babak Belur akibat Dibanjiri Sanksi

Batu dan debu seberat 5,4 gram (0,2 ons) dikumpulkan pesawat luar angkasa Jepang yang disebut Hayabusa-2, yang mendarat di benda angkasa dan menembakkan "pendorong" ke permukaannya.

Studi tentang bahan tersebut mulai diterbitkan.

Pada bulan Juni, kelompok peneliti mengatakan mereka menemukan bahan organik yang menunjukkan beberapa bahan penyusun kehidupan di Bumi, seperti asam amino, mungkin telah terbentuk di luar angkasa.

Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, para ilmuwan mengatakan sampel Ryugu dapat memberikan petunjuk tentang misteri bagaimana lautan muncul di Bumi miliaran tahun yang lalu.

Baca juga: Studi: Dibanding Varian Delta, Omicron Cenderung Tak Sebabkan Long Covid

"Asteroid tipe C yang mudah menguap dan kaya organik mungkin menjadi salah satu sumber utama air di Bumi," kata studi para ilmuwan dari Jepang dan negara lain, yang diterbitkan Senin (15/8/2022)

"Pengiriman volatil (yaitu, organik dan air) ke Bumi masih menjadi bahan perdebatan penting," katanya.

Tetapi bahan organik yang ditemukan "dalam partikel Ryugu, yang diidentifikasi dalam penelitian ini, mungkin merupakan salah satu sumber volatil yang penting".

Para ilmuwan berhipotesis bahwa bahan tersebut mungkin memiliki "asal luar Tata Surya".

Meski begitu mereka menyebut bahwa itu "tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber volatil yang dikirim ke Bumi pada awalnya".

Baca juga: Studi: Kasus Covid-19 Parah Sebabkan IQ Penyintas Turun 10 Poin

Hayabusa-2 diluncurkan pada tahun 2014 dalam misinya ke Ryugu, sekitar 300 juta kilometer jauhnya, dan kembali ke orbit Bumi dua tahun lalu untuk menjatuhkan kapsul berisi sampel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com