NEW YORK, KOMPAS.com - Berbicara di hadapan Majelis Umum PBB, Perdana Menteri Solomon Manasseh Sogavare mengaku terkejut dengan keputusan Jepang membuang air limbah PLTN Fukushima ke laut.
Dia khawatir akan dampak pembuangan itu terhadap negaranya.
Solomon sendiri telah mengembangkan hubungan dekat dengan China.
Baca juga: Nelayan Jepang Tuntut Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Dihentikan
Pemimpin negara kepulauan di Pasifik Selatan tersebut kini bergabung dengan "Negeri Tirai Bambu" dalam mengecam pembuangan air limbah PLTN Fukushima yang lumpuh.
"Jika air limbah nuklir ini aman, seharusnya disimpan di Jepang. Fakta bahwa air limbah ini dibuang ke laut menunjukkan bahwa air limbah ini tidak aman," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dia pun menyerukan kepada Jepang untuk segera berhenti membuang air limbah PLTN Fukushima ke laut dan mencari opsi lain.
"Efek dari tindakan ini bersifat lintas batas dan antargenerasi, serta merupakan serangan terhadap kepercayaan dan solidaritas global," jelas Sogavare.
Itu adalah air limbah yang terkumpul sejak tsunami menghancurkan PLTN Fukushima pada tahun 2011.
Baca juga: IAEA Pastikan Air Limbah PLTN Fukushima yang Dibuang Sejauh Ini Tak Berbahaya
Jepang mulai membuang limbah PLTN Fukushima ke Pasifik pada 24 Agustus. Ada sekitar 1,34 juta ton air limbah yang akan dibuang secara bertahap.
Jepang bersikeras bahwa pembuangan tersebut aman, sebuah pandangan yang didukung oleh badan atom PBB (IAEA). Negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat juga telah menyuarakan pengertiannya.
Namun, China, yang memiliki ketegangan yang sudah berlangsung lama dengan Jepang, menuduh Tokyo memperlakukan lautan sebagai saluran pembuangan.
China lantas melarang semua impor makanan laut Jepang dan warganya melemparkan batu bata dan telur ke sekolah-sekolah dan konsulat Jepang.
Protes juga terjadi di Korea Selatan, meskipun pemerintah Seoul, yang sedang berusaha memperbaiki hubungan dengan Jepang, tidak mengajukan keberatan atas rencana Fukushima.
Sogavare pada tahun lalu mencapai sebuah pakta keamanan rahasia dengan China yang dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Australia dapat memberikan pijakan militer bagi Beijing di Pasifik Selatan.
Dalam pidatonya di PBB, Sogavare pun memuji Inisiatif Sabuk dan Jalan China dalam investasi infrastruktur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.