Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Luncurkan Misi "Moon Sniper" ke Bulan

Kompas.com - 07/09/2023, 14:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

TANEGASHIMA, KOMPAS.com - Jepang pada Kamis (7/9/2023) meluncurkan misi ke Bulan setelah mengalami beberapa kali penundaan akibat kondisi cuaca buruk.

Roket H2-A meluncur dari Pusat Antariksa Tanegashima di selatan Jepang, menurut Badan Antariksa Jepang (JAXA).

Roket ini membawa pendarat "Moon Sniper" milik Jepang, yang diperkirakan akan mencapai permukaan Bulan dalam waktu empat hingga enam bulan.

Baca juga: Misi Selesai, India Istirahatkan Pesawat Penjelajah Bulan

Upaya Jepang untuk melakukan pendaratan presisi

Sistem pendaratan Jepang, yang secara resmi disebut Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) atau Pendarat Cerdas untuk Selidiki Bulan dirancang agar dapat mendarat di Bulan dalam jarak 100 meter dari target tertentu.

Jarak target tersebut jauh lebih presisi dari jarak pendaratan yang biasanya dapat mencapai perbedaan beberapa kilometer.

"Dengan menciptakan pendarat SLIM ini, manusia akan membuat pergeseran kualitatif untuk dapat mendarat di tempat yang kita inginkan dan bukan hanya di tempat yang mudah untuk mendarat," kata JAXA sebelum peluncuran.

Secara global, "belum ada contoh pendaratan yang tepat di benda-benda angkasa dengan gravitasi yang signifikan seperti di Bulan," tambah badan antariksa milik Jepang tersebut.

JAXA juga mengatakan bahwa pendaratan presisi seperti itu akan membuka jalur di masa depan, di mana pendaratan dapat dilakukan di planet dengan sumber daya yang lebih sedikit daripada Bulan.

Selain itu, roket misi kali ini juga membawa satelit penelitian yang dikembangkan oleh JAXA, NASA, dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Satelit penelitian ini diharapkan dapat mengamati angin plasma gas panas yang berembus di alam semesta. Hal ini akan membantu memahami aliran massa dan energi, serta komposisi dan evolusi obyek-obyek ruang angkasa.

Baca juga: NASA: Kawah Baru di Bulan Mungkin Bekas Jatuhnya Luna 25 Rusia

Jepang berharap misi kali ini sukses

Beberapa upaya pendaratan Jepang di Bulan memang sempat gagal, termasuk tahun lalu ketika Jepang mengirimkan wahana Omotenashi sebagai bagian dari program Artemis milik Amerika Serikat (AS).

Omotenashi digadang-gadang akan menjadi pendaratan di Bulan yang paling kecil sedunia, tetapi naas wahana itu justru hilang kontak.

Pada April, sebuah perusahaan rintisan Jepang bernama "ispace" juga gagal dalam upaya ambisiusnya untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang mendarat di Bulan.

Peluncuran Jepang hari ini (7/9/2023) dilakukan dua minggu setelah India, yang tercatat menjadi sebuah kemenangan bersejarah, berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 di dekat kutub selatan Bulan.

India adalah negara pertama yang mendaratkan pesawat luar angkasa di kutub selatan Bulan.

Selain India, AS, Rusia, dan China merupakan negara-negara yang sukses mendaratkan wahana antariksa mereka di Bulan.

Baca juga: India Luncurkan Satelit Aditya-L1 untuk Pelajari Matahari

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Susul India, Jepang Luncurkan Misi 'Moon Sniper' ke Bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com