Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Luncurkan Satelit Aditya-L1 untuk Pelajari Matahari

Kompas.com - 04/09/2023, 09:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

SRIHARIKOTA, KOMPAS.com - India pada Sabtu (2/9/2023) meluncurkan misi observasi pertama ke Matahari dengan satelit Aditya-L1

Satelit diluncurkan beberapa hari setelah India membuat sejarah menjadi negara pertama yang mendarat di dekat kutub selatan Bulan.

Dikutip dari BBC, Aditya-L1 lepas landas dari landasan peluncuran di Sriharikota pada Sabtu pukul 11.50 waktu setempat.

Baca juga: Saingi India, Jepang Akan Kirim Moon Sniper ke Bulan

Aditya-L1 akan menempuh jarak 1,5 juta km dari Bumi, atau satu persen jarak Bumi-Matahari.

Badan antariksa India mengatakan, dibutuhkan waktu empat bulan untuk melakukan perjalanan sejauh itu.

Misi luar angkasa pertama India yang mempelajari obyek terbesar di tata surya ini diberi nama Surya, dewa Matahari dalam agama Hindu yang juga dikenal sebagai Aditya.

Adapun L1 adalah singkatan dari Lagrange 1,  tempat antara Matahari dan Bumi yang dituju satelit ini.

Menurut Badan Antariksa Eropa, Lagrange adalah lokasi gaya gravitasi dua benda besar--seperti Matahari dan Bumi--saling meniadakan, sehingga memungkinkan pesawat luar angkasa untuk melayang.

Setelah Aditya-L1 mencapai “tempat parkir” ini ia dapat mengorbit Matahari dengan kecepatan yang sama dengan Bumi, sehingga hanya memerlukan sedikit bahan bakar untuk beroperasi.

Pada Sabtu pagi, ribuan orang berkumpul di galeri pengamatan yang didirikan oleh Badan Penelitian Luar Angkasa India (Isro) di dekat lokasi peluncuran.

"Ini adalah perjalanan sangat panjang selama 135 hari, mari kita doakan yang terbaik,” kata ketua Isro, Sreedhara Panicker Somanath.

Baca juga: India Kerahkan Manusia Lutung untuk Amankan KTT G20 dari Serangan Monyet

Aditya-L1 kini akan melakukan perjalanan beberapa kali mengelilingi Bumi sebelum diluncurkan menuju Lagrange 1.

Dari posisi ini, Aditya-L1 dapat mengamati Matahari secara terus-menerus--bahkan ketika tersembunyi saat gerhana--dan melakukan penelitian ilmiah.

Isro belum mengungkapkan biaya misi tersebut, tetapi laporan di media-media India menyebutkan sebesar 3,78 miliar rupee (Rp 695,53 miliar).

Menurut Isro, Aditya-L1 membawa tujuh instrumen ilmiah yang akan mengamati dan mempelajari korona matahari (lapisan terluar); fotosfer (permukaan Matahari atau bagian yang kita lihat dari Bumi), dan kromosfer (lapisan plasma tipis yang terletak di antara fotosfer dan mahkota).

Studi ini akan membantu para ilmuwan memahami aktivitas matahari, seperti angin matahari dan jilatan api matahari, serta pengaruhnya terhadap Bumi dan cuaca dekat luar angkasa secara real time.

India memiliki lebih dari 50 satelit di luar angkasa yang menyediakan banyak layanan penting bagi negara tersebut, termasuk jaringan komunikasi, data cuaca, dan membantu memprediksi serangan hama, kekeringan, serta bencana yang akan datang.

Menurut Badan Urusan Luar Angkasa (UNOOSA) milik PBB, sekitar 10.290 satelit masih berada di orbit Bumi dan hampir 7.800 di antaranya saat ini beroperasi.

Baca juga: Pesawat Luar Angkasa India Lakukan Misi Bersejarah ke Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com