Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saingi India, Jepang Akan Kirim "Moon Sniper" ke Bulan

Kompas.com - 28/08/2023, 13:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

TOKYO, KOMPAS.com - Hanya selang beberapa hari dari pendaratan bersejarah di Bulan oleh India, program antariksa Jepang berharap bisa pulih dari sejumlah kemunduran dengan peluncuran misi Moon Sniper pekan depan.

Roket akan membawa wahana pendaratan yang diperkirakan akan tiba di permukaan Bulan dalam empat hingga enam bulan.

Wahana pendaratan itu juga akan membawa satelit pencitraan sinar X untuk meneliti evolusi alam semesta.

Baca juga: Pesawat Luar Angkasa India Lakukan Misi Bersejarah ke Bulan

Peluncuran dijadwalkan akan berlangsung pada Senin (28/8/2023) setelah sempat ditunda satu hari akibat cuaca buruk, kata Badan Penjelajah Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA), Jumat (25/8/2023), yang dikutip oleh kantor berita AFP.

Program antariksa Jepang adalah salah satu yang terbesar di dunia. Namun upaya pertamanya untuk mendaratkan wahana pendaratan di Bulan gagal pada November 2022. Bulan lalu, roket tipe baru meledak saat pengujian.

JAXA kini menyematkan harapannya pada “Pendarat Pintar untuk Penyelidikan Bulan atau Smart Lander for Investigating Moon (SLIM).”

Sesuai dengan singkatannya, wahana antariksa SLIM kecil dan ringan dengan tinggi 2,4 meter, lebar 2,7 meter, dan panjang 1,7 meter. Wahana itu berbobot sekitar 700 kilogram.

Dijuluki Moon Sniper untuk ketepatannya, JAXA berupaya mendaratkan wahana itu sekitar 100 meter dari target spesifik di Bulan, sangat jauh dari jarang biasanya sekitar beberapa kilometer.

Foto hasil rekaan artis yang dirilis Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA) menggambarkan bagaimana wahana penjelajah antariksa SLIM (Smart Lander for Investigating Moon)mendarat di Bulan, 20 April 2015.JAXA via VOA INDONESIA Foto hasil rekaan artis yang dirilis Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA) menggambarkan bagaimana wahana penjelajah antariksa SLIM (Smart Lander for Investigating Moon)mendarat di Bulan, 20 April 2015.
Menggunakan kendaraan penjelajah mini seukuran telapak tangan yang bisa berubah bentuk, penelitian itu berupaya menyelidiki bagaimana Bulan terbentuk dengan meneliti bagian-bagian mantel Bulan yang terekspos. Kendaraan penjelajah itu dikembangkan bersama sebuah perusahaan mainan.

“Pendaratan bulan masih teknologi yang sangat sulit,” kata Shinichiro Sakai dari tim proyek SLIM kepada para wartawan, Kamis (24/8/2023), sambil memuji kesuksesan India.

“Untuk mengikuti langkah (India), kami akan berusaha sebaik mungkin dalam operasi kami,” kata Sakai.

Baca juga: Wahana Milik Rusia Luna-25 Hancur Bertabrakan dengan Bulan

Pada Rabu (23/8/2023), India berhasil mendaratkan sebuah wahana di kutub selatan Bulan. Pencapaian itu menjadi kemenangan bersejarah bagi negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan program antariksanya yang berbiaya rendah.

Sebelumnya, hanya Amerika Serikat (AS), Rusia dan China yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di permukaan Bulan, tapi tidak ada yang mendarat di kutub selatan.

India mencetak kesuksesan sehari setelah wahana milik Rusia jatuh di wilayah yang sama dan empat tahun setelah upaya India sebelumnya gagal pada saat-saat terakhir.

Jepang juga pernah mencoba sebelumnya untuk mendaratkan wahana penelitian di Bulan bernama Omotenashi, tahun lalu.

Wahana itu dibawa oleh roket Artemis 1 milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA), tapi misinya mengalami kegagalan dan kehilangan komunikasi dengan wahana penelitian itu.

Baca juga: NASA Perkenalkan Astronot Perempuan dan Kulit Hitam untuk Misi Lintasi Bulan

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Saingi Keberhasilan India, Jepang Kirim 'Moon Sniper' ke Bulan Pekan Depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com