Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2023, 06:57 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NURSULTAN, KOMPAS.com - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dalam pidato kenegaraan tahunannya pada Jumat (1/9/2023), menegaskan bahwa Kazakhstan harus dengan tegas beralih ke model ekonomi baru, memprioritaskan perbaikan nyata dalam kehidupan warganya.

"Arah ekonomi baru negara ini akan dipandu oleh prinsip-prinsip keadilan, inklusivitas, dan pragmatisme," ungkap Tokayev, sebagaimana dikutip dari layanan pers Kazakhstan, Akorda.

Pidato berdurasi 90 menit tersebut berlangsung dengan partisipasi para deputi (anggota) Mazhilis (majelis rendah Parlemen) dan Senat (majelis tinggi), serta kepala instansi pemerintah pusat, anggota Kurultai Nasional (Kongres).

Baca juga: Majelis Rakyat Kazakhstan Akan Bahas Persatuan Nasional, Dubes Sarekenov Singgung Indonesia

Tak hanya itu, pidato Presiden Tokayev juga disaksikan oleh perwakilan Komisi Hak Asasi Manusia (HAM), Komisi Nasional Urusan Perempuan, Kebijakan Keluarga dan Demografi, serta perwakilan dari masyarakat dan komunitas buruh Kazakhstan.

Presiden Tokayev menyoroti reformasi politik skala besar negara itu sejak 2022, dan upaya ekstensifnya untuk melindungi HAM dan menegakkan supremasi hukum.

"Untuk menjadi negara yang benar-benar maju, Kazakhstan harus menggabungkan reformasi politik dengan transformasi sosial dan ekonomi yang mendalam dan komprehensif. Terlepas dari keadaan geopolitik yang menantang, Kazakhstan mempertahankan tren positif di semua indikator ekonomi utama," kata dia.

Pada tahun lalu, produk domestik bruto (PDB) Kazakhstan mencapai 104 triliun tenge (226,2 miliar dollar AS).

Negara ini juga menarik rekor investasi asing langsung sebesar 28 miliar dollar AS, dan omset perdagangan luar negerinya mencapai 136 miliar dollar AS dengan ekspor 84 miliar dollar AS. Sementara, cadangan eksternal negara mendekati 100 miliar dollar AS.

Berfokus pada pilar utama reformasi ekonomi struktural yang akan datang, Tokayev menekankan bahwa pembentukan fondasi industri yang kuat dan pencapaian swasembada ekonomi adalah yang terpenting.

Baca juga: Saat Kazakhstan Siap Sambut Tonggak Penting Perkembangan Demokrasi, Setahun Setelah Diguncang Demo Besar...

Dia menganjurkan percepatan pembangunan sektor manufaktur melalui proyek-proyek nasional yang transformatif.

"Kebutuhan akan diversifikasi ekonomi menjadi semakin mendesak. Fokus kami harus pada bidang-bidang seperti pemrosesan dalam logam, minyak, gas, kimia batubara, teknik berat, konversi dan pengayaan uranium, komponen otomotif, dan pupuk. Intinya, negara perlu membangun klaster bernilai tambah tinggi," katanya.

Tokayev juga menekankan pentingnya meningkatkan potensi pariwisata Kazakhstan. Dia mengusulkan pelaksanaan setidaknya 15 proyek penting bekerja sama dengan investor asing dan domestik.

Prioritas lain, kata dia, adalah memperkuat industri pertahanan yang vital bagi keamanan nasional.

Kazakhstan harus menetapkan siklus produksi yang berfokus pada pelokalan untuk mengurangi ketergantungannya pada impor.

Tokayev menginstruksikan pemerintah untuk memodernisasi tentara nasional dengan senjata berteknologi tinggi dan peralatan militer, termasuk kendaraan lapis baja, drone, dan senjata api modern.

Baca juga: Kesepakatan Minyak Jerman-Kazakhstan Untungkan Rusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ini Respons Elon Musk saat Diundang Hamas ke Gaza Menyaksikan Pembantaian Israel

Ini Respons Elon Musk saat Diundang Hamas ke Gaza Menyaksikan Pembantaian Israel

Global
Rusia Batasi Akses Aborsi dengan Alasan Perubahan Demografi

Rusia Batasi Akses Aborsi dengan Alasan Perubahan Demografi

Global
Remaja Palestina Mengenang Kekerasan di Penjara Israel: Dihina, Ditendang, Diancam

Remaja Palestina Mengenang Kekerasan di Penjara Israel: Dihina, Ditendang, Diancam

Global
Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham 'Statement' Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham "Statement" Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Global
KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

Global
Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Global
Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Global
Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Global
[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

Global
Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Global
Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Global
Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Global
Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Global
Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com