Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Listrik Saat Suhu Beku Picu Kemarahan Penduduk Kazakhstan

Kompas.com - 11/12/2022, 17:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

EKIBASTUZ, KOMPAS.com - Penderitaan sebuah kota di Kazakhstan yang dibiarkan tanpa pemanas selama lebih dari seminggu di tengah suhu dingin yang mencapai minus 30 derajat Celcius telah memicu kemarahan di antara penduduk.

Dengan ini, kondisi infrastruktur era Soviet yang menyedihkan di Kazakhstan mendapat sorotan lagi.

Bulan ini, Kota Ekibastuz di timur laut yang berpenduduk sekitar 150 ribu orang, menjadi neraka es.

Baca juga: Pilpres Kazakhstan: Petahana Tokayev Sementara Unggul Telak

Hal itu terjadi ketika negara-negara Eropa mengalami kelangkaan energi akibat serangan Rusia ke Ukraina.

Dilansir dari Kantor berita AFP, Sabtu (10/12/2022), Ekibastuz adalah rumah bagi kamp penjara era Soviet di mana penulis Alexander Solzhenitsyn dipenjara antara 1950 dan 1953.

Kamp itu menjadi inspirasi untuk novel klasik Solzhenitsyn "Suatu Hari dalam Kehidupan Ivan Denisovich".

Gambar-gambar yang disiarkan di Kazakhstan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan es panjang terbentuk di dalam apartemen, sementara penduduk membakar apa pun yang bisa mereka temukan untuk menghangatkan diri.

Para petugas bekerja siang dan malam untuk memperbaiki pipa-pipa air yang pecah karena dingin.

Baca juga: Kazakhstan Bersiap Ukir Sejarah Demokrasi Baru, 6 Capres Bersaing untuk Jabatan Sekali Seumur Hidup

Pada 28 November, pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat di Ekibastuz setelah kerusakan pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang mengakibatkan beberapa distrik tak mendapat aliran listrik listrik dan pemanas.

Keadaan darurat dicabut pada Kamis (8/12/2022) dan situasinya berangsur-angsur membaik, tetapi masalah tersebut telah memicu kemarahan di seluruh negeri.

Dimash Kudaibergen, seorang penyanyi Kazakhtan terkenal yang punya hampir 4 juta pengikut di Instagram, mengatakan bahwa pihak berwenang harus membayar "air mata ibu-ibu yang ditinggalkan di jalanan".

"Saya percaya bahwa semua pelaku, dimulai dengan kepala pembangkit listrik harus dimintai pertanggungjawaban dan menjalani hukuman mereka di penjara tanpa pemanas," kata dia.

Sistem energi Kazakhstan, warisan dari Uni Soviet, masih tidak memadai terlepas dari berbagai investasi.

Menurut data pemerintah, pembangkit listrik tenaga pemanas rata-rata dibangun lebih dari 60 tahun lalu di bawah pemimpin Soviet Nikita Khrushchev.

Baca juga: Kazakhstan Panggil Dubes Rusia Gelar Pembicaraan Serius, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Menlu Inggris Punya Pandangan Lain Terkait Embargo Senjata ke Israel

Menlu Inggris Punya Pandangan Lain Terkait Embargo Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com