Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2023, 17:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan menginjak usia 50 tahun pada 2023 ini.

Pada usia emas ini, penting untuk melihat kembali kesamaan nilai-nilai antara dua negara, serta peluang kerja sama yang dapat diupayakan ke depannya.

Deputi Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Vahd Nabyl A Mulachela menyampaikan, sejak tahun 1990-an, relasi dalam bidang ekonomi sangat dominan.

Baca juga: Industri Hiburan Indonesia Punya Peluang Susul Korea Selatan

Namun, ada beberapa relasi dalam sejumlah bidang lainnya yang juga menguat dalam beberapa waktu terakhir.

"Kalau dilihat lebih dalam kita juga memiliki beberapa nilai yang sama (dengan Korea Selatan), seperti demokrasi, HAM, ekonomi terbuka, serta kesamaan aspirasi untuk menjaga kesejahteraan, stabilitas dan kedamaian regional dan dunia," ucap Nabyl dalam workshop bertajuk "Building Bridges: Assessing the Past and Shaping the Future of Indonesia-Korea Relations" di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Kesamaan nilai-nilai tersebut, lanjutnya, adalah fondasi untuk membangun kerja sama bilateral yang lebih kuat di masa depan.

"Kita akan bisa membangun banyak hal bersama," sambungnya. 

Baca juga: Indonesia Bisa Belajar dari Korea Selatan untuk Majukan Sektor UMKM

Peluang kerja sama Indonesia-Korea

Pada kesempatan yang sama, Profesor Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Korea University, Jae Hyeok Shin menyebutkan beberapa bidang yang berpotensi dikembangkan dalam kerja sama Indonesia-Korea.

Ia meyakini, relasi Indonesia dan Korea akan semakin erat, salah satunya karena sama-sama berbagi nilai-nilai demokrasi.

"Selain itu, Indonesia dan Korea punya beberapa peluang untuk kolaborasi dan pertumbuhan yang lebih jauh," ucap Shin.

Beberapa di antaranya adalah:

  1. Diversifikasi ekonomi. Mengembangkan sektor-sektor yang sudah dikerjasamakan untuk membangun inovasi jangka panjang, termasuk energi terbarukan, layanan kesehatan, serta teknologi dan ekonomi digital.
  2. Pengembangan infrastruktur. Partisipasi Korea Selatan dalam proyek-proyek besar Indonesia, seperti pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN), seperti melibatkan perusahaan serta pakar berbagai bidang, seperti engineering dan transportasi.
  3. Kolaborasi riset dan pengembangan. Beberapa di antaranya seperti dalam bioteknologi, Artificial Intelligent (AI), dan teknologi hijau.
  4. Pertukaran pendidikan dan budaya. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain.
  5. Kerja sama pertahanan dan keamanan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun stabilitas, seperti latihan militer gabungan, pertukaran informasi untuk melawan terorisme, dan keamanan siber (cybersecurity).
  6. Promosi pariwisata. Kekayaan alam dan budaya Indonesia cukup populer di kalangan masyarakat Korea Selatan. Kerja sama dibutuhkan untuk sama-sama mendorong promosi wisata masing-masing negara.
  7. Kerja sama kesehatan. Kerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk persiapan pandemi, pertukaran pakar kesehatan, serta kerja sama riset medis dan teknologi medis.
  8. Kolaborasi UMKM. Mempercepat inovasi dan akses ke pasar baru (new market).
  9. Inisiatif hijau dan keberlanjutan. Promosi praktik keberlanjutan, seperti transportasi energi dan pertanian. "Yang sejalan dengan fokus global untuk mengatasi perubahan iklim dan konservasi lingkungan," tuturnya

Artikel ini ditulis oleh jurnalis Kompas.com, Nabilla Tashandra, sebagai peserta Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea 2023, yaitu program fellowship kerja sama Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

Baca juga: Tak Cuma Bali, 2 Hal Ini Juga Digemari Wisman Korea Selatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Batasi Akses Aborsi dengan Alasan Perubahan Demografi

Rusia Batasi Akses Aborsi dengan Alasan Perubahan Demografi

Global
Remaja Palestina Mengenang Kekerasan di Penjara Israel: Dihina, Ditendang, Diancam

Remaja Palestina Mengenang Kekerasan di Penjara Israel: Dihina, Ditendang, Diancam

Global
Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham 'Statement' Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham "Statement" Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Global
KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

Global
Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Global
Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Global
Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Global
[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

Global
Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Global
Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Global
Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Global
Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Global
Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Global
Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com