Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Korea Selatan: 41 Tewas, 400 Petugas Penyelamat Diterjunkan

Kompas.com - 18/07/2023, 07:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Sky News

SEOUL, KOMPAS.com - Sekitar 41 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan tanah longsor yang mematikan di Korea Selatan.

Negara itu telah dilanda hujan lebat sejak 9 Juli, yang telah meningkat dalam tiga hari terakhir dan diperkirakan akan terus berlanjut di beberapa wilayah.

Petugas penyelamat sejauh ini telah menarik tujuh mayat dari terowongan yang terendam banjir di mana sekitar 15 kendaraan terjebak di dalam air berlumpur.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-509 Serangan Rusia ke Ukraina: Timur Ukraina Memanas, Rusia Siap Andalkan Bom Tandan

Dilansir dari Sky News dan AFP, hampir 400 petugas penyelamat, termasuk penyelam, mencari terowongan di pusat kota Cheongju, di mana kendaraan-kendaraan, termasuk sebuah bus, dibanjiri banjir bandang pada Sabtu (15/7/2023) malam, kata Seo Jeong-il, kepala pemadam kebakaran kota itu, dalam sebuah pengarahan.

Foto dan video dari tempat kejadian menunjukkan petugas penyelamat membuat perimeter dan memompa air berwarna coklat keluar dari terowongan saat penyelam menggunakan perahu karet untuk masuk dan keluar dari area tersebut.

Yang Chan-mo, seorang pejabat dari pemadam kebakaran provinsi Chungcheong Utara, mengatakan bahwa diperlukan waktu beberapa jam untuk memompa semua air dari terowongan, yang masih dipenuhi dengan air setinggi 4 hingga 5 meter (13 hingga 16,4 kaki) yang penuh dengan lumpur dan puing-puing lainnya.

Para pekerja melakukan pekerjaan secara perlahan untuk mencegah adanya korban atau orang yang selamat terseret keluar, kata Yang.

Sembilan orang yang selamat berhasil diselamatkan dari terowongan dan 11 orang lainnya diyakini hilang berdasarkan laporan dari keluarga atau orang lain, namun jumlah pasti penumpang yang terjebak di dalam kendaraan belum jelas.

Ribuan orang dievakuasi setelah sebuah bendungan di provinsi Chungcheong Utara nyaris meluap pada Sabtu pagi.

Pada pukul 9 pagi waktu setempat, lebih dari 2.700 ton air mengalir ke Bendungan Goesan, jumlah maksimum yang dapat dikeluarkan.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Tunggakan RI di Balik Jet Tempur KF-21 | Ukraina Bertahan di Kupiansk

Sebanyak 22 korban jiwa dilaporkan pada hari Jumat dan Sabtu, semuanya di wilayah tengah dan tenggara, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan dalam sebuah laporan.

Tanah longsor merenggut nyawa lima orang pada hari Sabtu, mengubur rumah-rumah di dua kota pusat, kata kementerian tersebut, dalam sebuah pernyataan sebelumnya.

Dua orang tewas pada hari Jumat (14/7/2023) dalam sebuah bangunan yang runtuh akibat tanah longsor di pusat kota Nonsan.

Laporan tersebut mengatakan bahwa hujan lebat juga menyebabkan 14 orang hilang sejak hari Selasa (11/7/2023), dan 13 orang lainnya terluka sejak hari Kamis (13/7/2023).

Baca juga: Longsor dan Banjir di Korea Selatan, 26 Orang Tewas, 15 Mobil Masih Terjebak di Terowongan

Namun, laporan kementerian terbaru tidak menjelaskan penyebab kematian dari korban jiwa tambahan tersebut.

Lebih dari 1.500 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, sementara ribuan lainnya kehilangan aliran listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com