Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kritik, Penggalangan Dana untuk Polisi Perancis yang Tembak Nahel M Capai Rp13,9 Miliar

Kompas.com - 03/07/2023, 18:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Justru ada penggalangan dana secara online yang dibuat untuk polisi Perancis yang menembak Nahel M (17).

Penggalangan dana tersebut bahkan telah mencapai lebih dari 850.000 euro (sekitar Rp13,9 miliar) pada Senin (3/7/2023) pagi.

Hampir 40.000 orang diketahui telah memberikan donasi dalam penggalangan dana itu, yang dibuat oleh seorang komentator media sayap kanan, Jean Messiha di situs web Gofundme.com.

Baca juga: Siapa Nahel M yang Kematiannya Picu Kerusuhan Perancis?

Pengumpulan dana tersebut dengan mulus melampaui donasi untuk keluarga Nahel M, remaja berusia 17 tahun yang ditembak sang polisi.

Nenek Nahel mengaku "patah hati" dengan adanya dukungan yang ditunjukkan kepada petugas polisi tersebut ketika dia ditanyai tentang hal itu pada Minggu (2/7/2023).

"Dia telah merenggut nyawa cucu saya. Orang ini harus membayar, sama seperti semua orang. Saya percaya pada sistem peradilan. Saya percaya pada keadilan," katanya kepada BFM TV.

Banjir kritik

Beberapa politisi dari partai berkuasa tengah dan sayap kiri mengutuk pengumpulan dana yang diluncurkan oleh komentator sayap kanan Jean Messiha tersebut.

Dikutip dari AFP, Jean Messiha adalah sosok yang dekat dengan politisi anti-Islam Eric Zemmour.

"Jean Messiha bermain api," tulis anggota parlemen dari partai yang berkuasa, Eric Bothorel, di Twitter.

Baca juga: Nenek Nahel M ke Pengunjuk Rasa Perancis: Tenang, Sudahi Kerusuhan!

Dia menyebut Jean Messiha telah melakukan tindakan tidak senonoh dan memalukan.

Sementara itu, Ketua partai Sosialis, Olivier Faure, mengirim pesan ke Gofundme.

Dia mengatakan, bahwa mereka telah memfasilitasi pengumpulan dana yang memalukan.

Sedangkan, anggota parlemen senior dari kelompok kiri-keras Mathilde Panot menyoroti bagaimana penggalangan dana untuk seorang mantan petinju yang telah meninju beberapa petugas polisi selama demonstrasi antipemerintah "Rompi Kuning" pada 2019 dengan cepat bisa ditutup oleh pihak berwenang.

"Membunuh seorang pemuda Afrika Utara, di Perancis pada tahun 2023, dapat menghasilkan banyak uang," tulisnya.

Nahel M seperti diketahui berasal dari Aljazair.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com