Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Tak Izinkan AS Temui Presiden Niger yang Dikudeta

Kompas.com - 08/08/2023, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

NIAMEY, KOMPAS.com - Para pemimpin junta di Niger menolak mengizinkan seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan presiden yang baru saja dikudeta di negara Afrika Barat tersebut.

Mereka juga menolak seruannya untuk memulihkan demokrasi setelah kudeta bulan lalu.

Victoria Nuland, penjabat wakil menteri luar negeri AS, menggambarkan pembicaraan yang jujur tapi sulit dalam pertemuan selama dua jam di ibukota Niamey, Nigeria, pada hari Senin (7/8/2023) ketika para komandan pemberontak kembali menolak untuk menyerah pada tekanan internasional untuk mundur.

Baca juga: Junta Militer Niger Tutup Wilayah Udara Usai Tolak Bebaskan Presiden

Dilansir dari Guardian, Nuland mengatakan kepada para wartawan bahwa ia bertemu dengan para perwira termasuk Brigjen Moussa Salaou Barmou, yang telah ditunjuk sebagai kepala staf militer yang baru.

Namun junta tidak menanggapi permintaannya untuk bertemu dengan pemimpin baru Niger yang memproklamirkan diri sebagai Jenderal Abdourahamane Tiani, atau presiden terpilih yang ditahan, Mohamed Bazoum, yang berada dalam tahanan rumah dan mengklaim bahwa ia disandera.

"Pembicaraan ini sangat terbuka dan terkadang cukup sulit," kata Nuland kepada para wartawan melalui telepon ketika ia bersiap untuk terbang meninggalkan Niamey.

Komentarnya muncul ketika blok Afrika Barat, Ecowas, bersiap untuk bertemu pada hari Kamis (10/8/2023) setelah para pemimpin kudeta mengabaikan tenggat waktu untuk mengembalikan Bazoum, sebuah langkah yang sebelumnya diperingatkan oleh blok tersebut dapat membuat mereka mengesahkan intervensi militer.

Nuland menggambarkan para perwira yang memberontak itu tidak mau menerima AS yang mendesak mereka untuk mengembalikan negara itu ke pemerintahan sipil.

"Ini adalah percakapan pertama di mana Amerika Serikat menawarkan jasa baiknya jika ada keinginan dari pihak orang-orang yang bertanggung jawab untuk kembali ke tatanan konstitusional," katanya. "Saya tidak akan mengatakan bahwa kami sama sekali tidak menerima tawaran itu."

Dia juga memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi bagi hubungan Niger dengan AS jika junta tidak mengembalikan Bazoum atau mengikuti jejak negara tetangga Mali yang memanggil tentara bayaran Rusia.

Baca juga: PM Niger yang Dikudeta Yakin Diplomasi Bisa Pulihkan Kekuasaannya

"Saya berharap mereka akan tetap membuka pintu diplomasi. Kami telah membuat proposal itu. Kita lihat saja nanti," katanya.

Dia mengatakan Barmou sangat memahami kerja sama dengan Amerika Serikat melalui keterlibatannya di masa lalu dengan pasukan khusus.

"Orang-orang yang telah mengambil tindakan ini di sini sangat memahami risiko terhadap kedaulatan mereka ketika Wagner diundang," kata Nuland.

Meskipun ada tekanan internasional, para pemimpin kudeta tampaknya tidak mau mundur, dan pada hari Minggu (6/8/2023) malam, mereka menutup wilayah udara Niger hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan alasan ancaman intervensi militer.

Baca juga: PM Niger yang Dikudeta Yakin Diplomasi Bisa Pulihkan Kekuasaannya

"Dalam menghadapi ancaman intervensi yang semakin nyata ... wilayah udara Nigeria ditutup mulai hari ini," kata seorang perwakilan junta dalam sebuah pernyataan di televisi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com