Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Ukraina Cari Rute Baru untuk Ekspor Biji-bijian

Kompas.com - 07/08/2023, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Wakil Menteri Taras Vysotskyi mengatakan, rute di sepanjang Sungai Danube adalah yang paling efektif.

Sekitar 20 juta ton biji-bijian dan minyak telah diekspor dengan cara ini. Selain itu, sekitar 10 juta ton biji-bijian diangkut dengan kereta api, dan 3 juta ton lainnya melalui jalan darat.

"Kami berencana menggunakan rute ekspor ini lebih banyak lagi, dan mencapai total volume 40 hingga 42 juta ton di ketiga rute tersebut," kata Vysotskyi.

Dia menambahkan bahwa produsen pertanian Ukraina sudah berinvestasi di bidang infrastruktur pelabuhan sungai.

Selain itu, katanya, negosiasi sedang dilakukan untuk menyederhanakan pemeriksaan biji-bijian Ukraina di perbatasan Eropa, untuk memperlambat transit darat ke pelabuhan Eropa.

Tahun ini, Ukraina berencana memanen lebih dari 50 juta ton gandum. Sekitar 9 juta ton hasil panen tahun lalu masih disimpan. Produsen Ukraina sekarang terutama mengandalkan ekspor melalui Sungai Danube, dari pelabuhan Izmail dan Reni.

"Kapal-kapal besar tidak dapat dimuat sepenuhnya di pelabuhan Danube milik kami," jelas Serhiy Ivaschenko dari Asosiasi Gandum Ukraina.

"Kapal-kapal ini harus melewati Laut Hitam, ke perairan yang lebih dalam, di mana kedalamannya memungkinkan mereka memuat lebih banyak gandum."

Untuk mencapai Laut Hitam, kapal harus melewati saluran Sulin atau muara Bystry. Saluran ini tidak dirancang untuk dilalui kapal kargo berat. Ukraina pun mengembangkan proyek anchorages agar kapal-kapal ini dapat membawa gandum melewati Sungai Danube dan tidak kandas.

Baca juga: Putin: Rusia Akan Gantikan Ukraina untuk Ekspor Biji-bijian ke Afrika

Hambatan untuk ekspor ke Uni Eropa

Sementara itu, untuk transportasi lewat darat, kendala terbesar adalah besaran rel kereta api di Ukraina dan Uni Eropa (UE) yang berbeda. Di Ukraina, ukuran lintasan adalah 1.520 milimeter, berbeda dengan UE yang memiliki ukuran 1.435 milimeter.

"Kita perlu membangun jaringan di Ukraina dengan ukuran Eropa, menghubungkan kota-kota terbesar dan pusat industri dan ekonomi baru dengan negara-negara UE. Ini akan berkontribusi pada logistik yang lebih baik," tulis layanan pers Kementerian Infrastruktur Ukraina, mengutip Wakil Perdana Menteri Oleksander Kubrakov.

Namun ini bukanlah satu-satunya penghambat transport gandum Ukraina dengan kereta api. "Setiap negara Eropa memiliki peraturan perkeretaapiannya sendiri," jelas Serhiy Ivaschenko.

"Di negara kami, kereta api diizinkan menarik 45 gerbong barang sekaligus, sedangkan di negara-negara Eropa hanya 25. Artinya, kami harus meninggalkan separuh rangkaian gerbong di suatu tempat ketika sampai di perbatasan, dan hanya separuh yang dapat melanjutkan perjalanan. Jadi akan ada penundaan transit.”

Baca juga: Rusia Keluar dari Kesepakatan Ekspor Biji-bijian, Ukraina Paparkan Bahayanya bagi Dunia

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Ukraina Perlu Rute Baru untuk Ekspor Bahan Pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com