Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afraa, Bayi yang Lahir di Bawah Reruntuhan Gempa Suriah, Kini Hidup Sehat

Kompas.com - 07/08/2023, 10:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

Hala harus melakukan tes DNA dan menunggu hampir sepuluh hari untuk mendengar kabar.

Khalil dan Hala khawatir Afraa diculik, sehingga mereka menunggu selama mungkin di rumah sakit untuk berjaga-jaga

"Baik polisi sipil dan militer membantu kami melindunginya," kata Hala. "Jumlah mereka banyak. Mereka tinggal di kamar sebelah Afraa dan mengawasinya siang dan malam."

Akhirnya, hasil tes DNA memastikan Hala adalah saudara sedarah--saudara perempuan ayah Afraa--dan gadis kecil itu dapat meninggalkan rumah sakit.

Baca juga: Ribuan Orang Ingin Adopsi Aya, Bayi yang Lahir di Bawah Puing-puing Gempa Suriah

Salah satu hal pertama yang dilakukan Khalil dan Hala adalah memberinya nama baru yaitu Afraa sesuai nama ibu kandungnya.

"Saat dia dewasa, saya akan ceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan kepadanya foto ibu, ayah, dan saudara-saudaranya. Kami memakamkan mereka keesokan harinya di desa terdekat bernama Haji Iskandar, tempat Pertahanan Sipil menggali kuburan massal."

Hala juga hamil bersamaan ibu Afraa, dan tiga hari setelah Afraa lahir Hala pun melahirkan bayi perempuan. Mereka memanggilnya Ataa sesuai nama bibi lain yang tewas dalam gempa.

Akan tetapi, rumah mereka di Jindayris rusak parah sehingga tidak bisa tinggal di sana lagi.

"Retaknya besar dan tidak aman," kata Khalil. "Saya kehilangan rumah dan mobil saya, rasanya seperti kembali ke titik awal. Saya bahkan tidak mampu menyekolahkan anak-anak saya."

Mereka kini tinggal di tenda di kamp selama dua bulan. Hidup di sana sangat sulit, sangat panas, apalagi mereka memiliki dua bayi.

Keluarga itu akhirnya menemukan rumah kontrakan yang ditinggali sekarang, tetapi mereka khawatir tidak akan bisa tinggal lama.

"Ini sangat mahal dan saya tidak tahu apakah kami bisa mengontraknya lebih lama sesuai kebutuhan pemiliknya," kata Khalil.

Orang-orang menawarkan Khalil dan Hala pindah ke Uni Emirat Arab atau Inggris tetapi dia menolaknya.

"Sejujurnya, saya masih khawatir (jika pergi ke luar negeri) mereka akan mengambil Afraa dari kami."

"Ada orang yang hidup dalam kondisi lebih buruk di Jindayris," lanjut Khalil.

Akibat gempa Suriah, setidaknya 4.500 orang tewas dan sekitar 50.000 keluarga mengungsi, menurut PBB.

Baca juga: 1.200 Orang Tewas, Ini Penyebab Kenapa Gempa Turkiye-Suriah Begitu Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com