Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Akan Dukung Swedia Gabung NATO jika Turkiye Gabung Uni Eropa

Kompas.com - 10/07/2023, 19:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengatakan, akan mendukung usulan Swedia menjadi anggota NATO jika Uni Eropa melanjutkan pembicaraan keanggotaan yang telah lama terhenti dengan Ankara.

"Pertama, bukalah jalan menuju keanggotaan Turkiye di Uni Eropa, dan kemudian kami akan membukanya untuk Swedia, seperti halnya kami telah membukanya untuk Finlandia," kata Erdogan dalam sebuah penampilan di televisi, sebelum berangkat ke KTT NATO di Lituania.

Erdogan mengaku telah mengatakan hal itu kepada Presiden AS Joe Biden ketika berkesempatan berbicara melalui telepon pada Minggu (9.7/2023).

Baca juga: Erdogan Telepon Biden, Bahas Keanggotaan Swedia di NATO

Turkiye pertama kali mengajukan diri untuk menjadi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa -pendahulu Uni Eropa- pada 1987.

Turkiye kemudian menjadi negara kandidat Uni Eropa pada 1999 dan secara resmi meluncurkan negosiasi keanggotaan dengan blok tersebut pada 2005.

Perundingan terhenti pada tahun 2016 karena kekhawatiran Eropa mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Turkiye.

"Saya ingin menggarisbawahi satu kenyataan. Turkiye telah menunggu di pintu depan Uni Eropa selama 50 tahun," kata Erdogan, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Hampir semua anggota NATO adalah anggota Uni Eropa. Saya sekarang berbicara kepada negara-negara ini, yang membuat Turkiye menunggu selama lebih dari 50 tahun, dan saya akan berbicara lagi kepada mereka di Vilnius, Lituania," tambahnya.

Erdogan selama ini telah menolak proposal Swedia bergabung dengan NATO dengan beragam alasan. 

Baca juga: Bertemu Zelensky, Erdogan: Ukraina Pantas Jadi Anggota NATO

Mulanya, dia mendesak pemerintah Swedia untuk lebih dulu mengekstradisi orang-orang Kurdi anggota partai kiri PKK (Partai Pekerja Kurdistan) yang sejak 1984 mengangkat senjata melawan Ankara dan mereka yang terlibat kudeta gagal pada 2016 yang dituduh Erdogan digerakkan oleh ulama Turkiye Fethullah Gulen.

Setelah itu, hubungan Turkiye dan Swedia memanas ketika pada awal Januari orang-orang Kurdi di Swedia melakukan protes anti-Erdogan secara besar-besaran disertai penggantungan boneka menyerupai Presiden Turkiye itu.

Demonstrasi di Balai Kota Stockholm itu mendapat perlindungan polisi setempat. Lalu, demi menaikkan popularitas partainya, pada 21 Januari, Rasmus Paludan memanfaatkan kekisruhan Turkiye-Swedia dengan membakar Al Quran. Hubungan kedua negara pun menjadi tambah kisruh.

Baca juga: Erdogan Tepis Harapan Swedia Gabung NATO Sebelum Juli 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com