Indonesia adalah negara dengan beban tuberkulosis kedua terbesar di dunia. Kalau kita mau memperluas ke negara lain, maka harus ke negara-negara dengan kasus yang tinggi, dan kurang lebih kondisi sosial ekonominya sama dengan Indonesia, salah satunya Afrika Selatan.
Sebagai dampak perubahan iklim, maka terjadi bencana. Pada saat bencana, daya tahan tubuh turun karena orang tidur di tenda, lalu diare karena air tidak bersih, atau kurang nutrisi. Setiap kali daya tahan (tubuh) turun, maka kasus infeksi termasuk TB bisa meningkat.
Yang jelas, perubahan iklim itu menyebabkan udara semakin panas, semakin lembab. Jika semakin lembab, TB semakin suka berkembang.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan iklim itu membuat penyakit infeksi yang tadinya tidak ada jadi ada. Yang dulu sudah hampir hilang, datang kembali. Karena itu di daerah tropis, penyakit-penyakit infeksi memang perlu diwaspadai.
Baca juga: Ismail Al-Jazari, Penemu Robot yang Juga Ciptakan Sistem Toilet Flush
Wawancara untuk DW Indonesia oleh Tonggie Siregar dan telah diedit sesuai konteks.
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Inovasi dari Indonesia: E-Nose untuk Deteksi Penyakit TBC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.