Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Prigozhin, Shoigu, Gerasimov, dan Putin: Konflik Penyebab Pemberontakan Wagner

Kompas.com - 29/06/2023, 19:00 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah saat Prigozhin mulai merencanakan pemberontakannya, dengan Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di AS mengatakan dia "kemungkinan bertaruh bahwa satu-satunya jalan untuk mempertahankan Grup Wagner sebagai kekuatan independen adalah berbaris melawan Kementerian Pertahanan Rusia".

Baca juga: 2 Tawaran Putin kepada Pasukan Wagner Setelah Pemberontakan

Pasukannya segera meningkatkan serangan melawan pasukan militer reguler, menculik seorang komandan lapangan Rusia yang mereka tuduh menembaki pasukan Wagner.

Media AS melaporkan bahwa pejabat intelijen, setelah menganalisis gerakan Wagner selama beberapa hari, memberi tahu pemerintahan Biden bahwa Prigozhin sedang merencanakan beberapa tindakan.

Dan pada hari Jumat, bos tentara bayaran melepaskan kritiknya yang paling memberatkan terhadap menteri pertahanan.

Berangkat dari garis batas palsu Rusia yang telah lama dipromosikan oleh Presiden Putin sendiri bahwa Rusia menginvasi Ukraina untuk menangkal NATO dan Nazi, Prigozhin mengamuk bahwa konflik tersebut tidak lebih dari alasan bagi Shoigu untuk memenangkan lebih banyak medali dan mendapatkan kehormatan militer tertinggi untuk dipromosikan ke pangkat Marsekal.

"Kementerian Pertahanan mencoba menipu publik, menipu presiden," katanya sambil mengamuk dalam video Telegram.

Malam itu, kurang dari dua minggu setelah Kementerian Pertahanan mengumumkan rencana mereka untuk menguasai Grup Wagner, Prigozhin dan pasukannya meninggalkan Ukraina dan merebut Kota Rostov di Rusia.

Beberapa pihak berspekulasi bahwa Prigozhin setuju untuk mengakhiri pemberontakannya setelah memenangkan konsesi dari Putin, yang bisa mencakup perubahan di puncak kementerian pertahanan.

Namun, kebenarannya masih belum jelas.

Siapa yang akan menggantikan Shoigu dan Gerasimov juga tidak jelas.

Jenderal Sergei Surovikin--yang pernah menjadi sekutu Prigozhin, tetapi menentang pemberontakannya--mungkin akan mendapat promosi.

Dikenal sebagai Jenderal Armageddon, dia memimpin pasukan invasi dalam waktu singkat pada tahun lalu dan berada di balik serangan pengeboman yang menargetkan sipil dan sebagian besar tidak efektif.

Apa yang terjadi pada Prigozhin sendiri adalah soal lain.

Keputusannya untuk menghentikan pasukan di Moskwa kemungkinan akan membuat marah banyak elemen pro-perang garis keras di Rusia.

Sementara ISW mengamati "banyak personel Wagner kemungkinan besar tidak akan senang dengan potensi penandatanganan kontrak" dengan Kementerian Pertahanan.

Dan tidak jelas apakah dia bisa mempertahankan kekayaannya yang sangat besar.

Laporan di media Rusia mengatakan sejumlah 38 juta pounds (senilai Rp 726 miliar) uang tunai ditemukan saat penggerebekan di markas Wagner di St Petersburg, yang menurut Prigozhin digunakan untuk memberi kompensasi kepada keluarga tentara yang tewas.

Meski pemberontakan ini sebagian besar terjadi di wilayahnya, duo militer Shoigu dan Gerasimov telah menghilangkan ancaman besar terhadap kekuasaan mereka.

Sekitar sepuluh perusahaan militer swasta sekarang beroperasi di Rusia, milik kumpulan pejabat keamanan, raksasa minyak, dan oligarki.

Shoigu dikatakan mengendalikan perusahaannya sendiri bernama Patriot PMC yang beroperasi di Ukraina dan bersaing langsung dengan Wagner, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Kesetiaan kelompok-kelompok ini kepada rezim sekarang harus dipertanyakan, dan mungkin melemahkan asumsi bahwa pemerintahan Putin lebih cakap menahan konflik panjang di Ukraina daripada pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv.

“Harapan sebagian elite Rusia, termasuk, tampaknya presiden sendiri, bahwa perang panjang bermanfaat bagi Rusia…adalah ilusi yang berbahaya,” kata Ruslan Pukhov, analis Pusat Analisis Strategi dan Teknologi yang berbasis di Moskwa.

"Perpanjangan perang membawa risiko politik domestik yang sangat besar bagi Federasi Rusia."

Baca juga: Situasi Ibu Kota Rusia Pasca-Kembalinya Pemberontak Wagner ke Pangkalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com