Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Tangkap 150 Orang Terkait Protes Polisi Tembak Mati Remaja, Macron Desak Ketenangan

Kompas.com - 29/06/2023, 15:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Kamis (29/6/2023) mendesak ketenangan setelah kerusuhan pecah beberapa hari terakhir buntut kemarahan atas aksi polisi tembak mati remaja di Paris.

Sebanyak 150 orang dilaporkan telah ditangkap dalam serangkaian protes tersebut. 

Remaja yang ditembak mati oleh polisi Perancis itu bernama Nahel M., yang masih berusia 17 tahun.

Baca juga: Indonesia Pesan 13 Radar Militer Jarak Jauh dari Thales Asal Perancis

 

Dia ditembak di dada dari jarak dekat pada Selasa (27/6/2023) malam, dalam insiden yang memicu kembali perdebatan di Perancis tentang taktik polisi yang telah lama dikritik oleh kelompok hak asasi manusia.

Sejumlah mobil dan tempat sampah di beberapa bagian Paris dibakar oleh massa protes yang marah pada Rabu (28/6/2023) malam.

Ada juga pengunjuk rasa yang meluncurkan kembang api ke arah polisi antihuru-hara, ketika aparat keamanan tersebut menembakkan proyektil flashball untuk mencoba membubarkan massa.

"Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel," kata dua pemuda yang menyebut diri mereka "Avengers" saat ikut dalam protes tersebut di ibu kota Paris, dikutip dari AFP.

Karena situasi semakin tidak stabil, Macron telah mengadakan pertemuan penting pada Kamis dini hari dengan para menterinya.

Baca juga: Perancis Larang Warga Merokok di Hutan, Kurangi Risiko Kebakaran

Dia menyebut bentrokan yang terjadi pada Rabu malam tidak dapat dibenarkan.

Dia mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa beberapa jam terakhir telah terjadi adegan kerusuhan bukan hanya terhadap kantor polisi, melainkan juga sekolah dan balai kota.

"(Massa protes) melawan institusi dan Republik," kata dia.

Kerusuhan buntut polisi tembak remaja di Perancis bukan hanya terjadi di Paris.

Pada Rabu malam, kerusuhan dilaporkan meletus juga di kota-kota lainnya, termasuk Toulouse, Dijon, dan Lyon.

Di Paris sendiri, sekitar 2.000 polisi antihuru-hara dilaporkan telah dikerahkan untuk menghalau massa aksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com