Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-insiden Pembantaian Sekolah Uganda, Keluarga Kubur Para Korban dalam Duka

Kompas.com - 22/06/2023, 20:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

KEMPALA, KOMPAS.com - Keluarga yang berduka pasca-insiden pembantaian sekolah di Uganda, beramai-ramai menguburkan jenazah korban di Uganda barat.

Tapi, tak semuanya dikuburkan. Keluarga lain masih mati-matian mencari orang-orang terkasih yang masih hilang setelah militan membunuh puluhan murid dalam serangan sekolah.

Para pejabat mengatakan sedikitnya 41 orang, sebagian besar pelajar, dibantai pada Jumat (16/6/2023) dalam serangan terburuk di Uganda sejak 2010.

Baca juga: UPDATE Serangan Sekolah Uganda, Kelompok Afiliasi ISIS Serbu Asrama, 40 Tewas

Dilansir dari Guardian, Para korban dibacok, ditembak, dan dibakar dalam penggerebekan larut malam di sekolah menengah Lhubiriha di Mpondwe, dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo.

Paus Fransiskus berdoa pada hari Minggu (18/6/2023) untuk pelajar muda yang menjadi korban serangan brutal yang telah mengejutkan Uganda dan mengundang kecaman dari seluruh dunia.

Pihak berwenang Uganda menyalahkan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), sebuah milisi yang berbasis di DRC, dan mengejar para penyerang, yang melarikan diri kembali ke perbatasan dengan enam korban penculikan.

Lima belas orang lainnya dari masyarakat, termasuk lima anak perempuan, masih hilang, kata Eriphaz Muhindi, ketua distrik Kasese, yang berbatasan dengan DRC yang panjang dan berhutan.

Tujuh belas korban dibakar tanpa bisa dikenali ketika para penyerang membakar asrama yang terkunci, upaya yang membuat frustrasi untuk mengidentifikasi korban tewas dan menghitung yang hilang.

Muhindi mengatakan jenazah telah dibawa untuk tes DNA.

"Ini sangat menyakitkan bagi keluarga mereka," katanya kepada AFP.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Terkait ISIS Serang Sekolah Uganda, 25 Orang Tewas

Keluarga yang sangat membutuhkan berita menunggu sepanjang malam dalam cuaca dingin di luar kamar mayat di Bwera, sebuah kota di dekat tempat serangan itu terjadi.

Mereka yang dapat mengidentifikasi orang yang dicintai di dalam kamar mayat berpelukan dan menangis saat mereka menerima jenazah dan membawanya pergi ke peti mati untuk dimakamkan.

Yang lain berkeliaran dengan cemas, masih tanpa informasi apapun dari kerabat mereka.

Pemerintah mengatakan pada hari Minggu akan membantu pengaturan pemakaman dan mendukung yang terluka.

Baca juga: UU Anti-LGBT Baru Uganda, Homoseksual Bisa Dihukum Mati

Tiga puluh tujuh murid tewas dalam serangan itu, menurut ibu negara dan menteri pendidikan Uganda, Janet Museveni.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Global
Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Global
Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Global
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com