Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Hikikomori, Istilah bagi Orang Korsel yang Mengurung Diri di Kamar

Kompas.com - 05/06/2023, 13:57 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Kaum muda di Korea Selatan merasa "tertindas" karena masyarakat mengharapkan seseorang untuk menjadi seperti apa yang diharapkan pada usia tertentu, kata Kim Soo Jin, seorang manajer senior di Seed:s, yang juga mengkhususkan diri dalam program-program untuk hikikomori.

"Ketika mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi tersebut, mereka berpikir 'saya gagal', 'saya terlambat untuk ini'. Atmosfer sosial seperti ini menekan harga diri mereka dan pada akhirnya dapat membuat mereka terasing dari masyarakat," tambahnya.

Seed:s memiliki ruang fisik yang dijuluki "terowongan tikus tanah", sehingga para pengurung diri dapat beristirahat, memiliki waktu tenang, dan menjalani konseling.

Program-programnya terbuka untuk semua orang, terlepas dari tingkat pendapatan mereka.

Sebuah lingkungan, di mana kaum muda dapat menemukan lebih banyak variasi pekerjaan dan kesempatan pendidikan, akan lebih ramah terhadap individu yang tertutup, kata Kim.

"Kaum muda yang tertutup menginginkan tempat kerja di mana mereka bisa berpikir 'Ah, saya bisa melakukan banyak hal, tidak terlalu sulit. Saya rasa saya bisa belajar lebih banyak di sini dan kemudian memasuki dunia nyata'," katanya.

Park juga berharap suatu hari nanti masyarakat Korea dapat lebih menerima anak muda yang memiliki minat di luar kebiasaan.

Baca juga: Gara-gara Blackpink, Kabinet Korea Selatan Dirombak

"Saat ini kita hanya memaksa mereka untuk belajar. Itu terlalu seragam. Kita perlu memberikan kebebasan kepada kaum muda untuk menemukan hal-hal yang mereka sukai dan kuasai," katanya.

Tunjangan hidup mungkin merupakan "langkah pertama" dalam mengatasi masalah ini, tetapi para pekerja muda mengatakan uang tersebut dapat digunakan dengan lebih baik.

Mereka percaya bahwa mendanai organisasi dan program yang menargetkan kaum muda yang tertutup, dengan menawarkan konseling atau pelatihan kerja, akan memberikan dampak yang lebih luas.

"Langkah selanjutnya adalah menyiapkan program nasional yang gratis dan berkualitas tinggi untuk pemuda yang tertutup," ujar Kim Hye Won, direktur utama PIE for Youth, sebuah organisasi yang menawarkan berbagai program untuk kaum muda yang tertutup dan para pengasuhnya.

"Saat ini, jumlah program dan pusat-pusat tempat kaum muda yang tertutup dapat berpartisipasi dan merasa memiliki sangat terbatas."

Meski begitu, ia merasa senang karena Pemerintah Korea Selatan berusaha untuk mengatasi masalah ini pada remaja.

"Senang melihat bahwa (langkah-langkah baru) berfokus pada remaja. Menurut saya, masa remaja adalah masa emas untuk mencegah pengasingan karena sebagian besar remaja adalah bagian dari komunitas, seperti sekolah. Setelah itu, menjadi sangat sulit untuk menemukan orang-orang ini."

Yoo mengatakan, dia keluar dari isolasi secara bertahap. Dia memutuskan untuk keluar setelah bertemu dengan para mantan pengurung diri melalui kelompok rehabilitasi yang sekarang sudah tidak ada lagi, yang disebut K2 International.

"Setelah saya mendapatkan bantuan dari orang lain, saya mulai menyadari bahwa ini bukan hanya masalah saya sendiri, tetapi juga masalah masyarakat," katanya.

"Dan akhirnya saya bisa keluar dari pengasingan secara perlahan."

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Kematian Pertama Akibat “Amoeba Pemakan Otak”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com