MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada Rabu (19/4/2023) memperingatkan Korea Selatan agar jangan mengirim senjata ke Ukraina.
Sebelumnya, Seoul membuka kemungkinan bantuan militer ke Kyiv jika terjadi serangan sipil berskala besar.
Sebagai sekutu Amerika Serikat, Korea Selatan memberikan bantuan kemanusiaan dan non-senjata ke Ukraina, tetapi sejauh ini tidak mengirim bantuan militer.
Baca juga: Korsel Berencana Beri Bantuan Militer ke Ukraina untuk Pertama Kali
Meski begitu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Rabu mengatakan kepada Reuters, "Jika ada situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh masyarakat internasional, seperti serangan berskala besar terhadap warga sipil... mungkin sulit bagi kami bertahan hanya pada dukungan kemanusiaan atau keuangan."
Kremlin lalu memperingatkan, dimulainya pengiriman pasokan senjata berarti keterlibatan tidak langsung dalam konflik Ukraina.
"Sayangnya Seoul mengambil sikap yang agak tidak bersahabat," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.
"Dimulainya pasokan senjata secara tidak langsung berarti tahap keterlibatan tertentu dalam konflik ini," tambahnya.
Baca juga: Daftar Negara yang Terbanyak Membantu Ukraina Perang Lawan Rusia
Korsel juga mendapat peringatan dari mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden selama 2008-2012.
Medvedev mengatakan, Moskwa bisa membalas dengan mengirim senjata ke Korea Utara yang secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).
“Saya ingin tahu apa yang akan dikatakan penduduk negara itu (Korea Selatan) ketika mereka melihat senjata terbaru Rusia di tetangga terdekat mereka... mitra kami dari DPRK,” ujar dia.
Baca juga: 14 Negara Pendukung Ukraina dalam Perang Vs Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.