BRASILIA, KOMPAS.com - Penasihat keamanan nasional Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengundurkan diri pada Rabu (19/4/2023).
Hal ini disampaikan istana kepresidenan, di tengah skandal terkait kehadiran ajudan selama penyerbuan gedung-gedung pemerintah di ibu kota.
Pengunduran diri Jenderal Marcos Goncalves Dias, yang diterima oleh presiden, menyusul laporan dari CNN Brasil yang menyertakan rekaman dirinya berjalan di sekitar istana kepresidenan.
Baca juga: Usulan Inisiatif Perdamaian Ukraina dari Brasil Panen Kritikan
Dilansir dari Reuters, dia melakukan itu di tengah massa yang menggeledah gedung-gedung pemerintah di Brasilia pada 8 Januari.
Sumber dekat presiden mengatakan tidak ada keraguan bahwa Dias tidak mendukung atau memfasilitasi invasi oleh pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro dengan cara apa pun.
Dias adalah kepala keamanan presiden selama dua periode Lula sebelumnya.
Meskipun kehadiran sang jenderal di daerah itu setelah invasi sebelumnya diketahui, oposisi Lula mengatakan rekaman itu menunjukkan bahwa pemerintah memfasilitasi masuknya para penyerbu.
Mereka tampaknya mendukung permintaannya untuk membentuk komite khusus invasi.
Komite ini akan menjadi platform utama oposisi untuk mendorong versinya, yang berpusat pada pemerintahan Lula yang baru dilantik berkolusi dengan serangan di Brasilia.
Dias tiba di istana kepresidenan tak lama setelah diserbu dan tinggal di sana sampai kedatangan Lula malam itu, setelah para pendukung Bolsonaro sudah disingkirkan dan ditangkap, kata sumber tersebut dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Baca juga: Presiden Brasil Dukung BRICS Punya Mata Uang Sendiri, Ambisi Runtuhkan Dominasi Dollar AS
Salah satu sumber mengatakan bahwa Dias, yang berhasil mengeluarkan pemrotes dari pintu ruang kepresidenan dan mengunci jendela lapis baja, berhasil melakukan apa yang mungkin, sendirian.
Dalam sebuah wawancara dengan penyiar lokal GloboNews Rabu malam, Dias mengatakan rekaman yang dirilis berusaha menghubungkannya dengan seorang kapten tentara yang bekerja untuk badan keamanan nasionalnya yang tampak membagikan air kepada pembobol di istana.
Baca juga: Presiden Brasil Perjelas Sikapnya Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina
Dia menambahkan bahwa kapten dan staf agensi lainnya telah dicopot dari posisinya dan sedang diselidiki oleh penyelidikan internal dan Mahkamah Agung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.