Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan AS Setelah Disebut Presiden Brasil Dorong Perang di Ukraina

Kompas.com - 18/04/2023, 07:42 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih memberikan tanggapan setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) mendorong perang di Ukraina.

"Dalam kasus ini, Brasil menirukan propaganda Rusia dan China tanpa melihat fakta sama sekali," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan pada Senin (17/4/2023).

Pada Sabtu (15/4/2023), selama kunjungan ke China, Lula mengatakan AS perlu berhenti mendorong perang dan mulai berbicara tentang perdamaian.

Baca juga: Presiden Lula Terang-terangan Tuding Bolsonaro Persiapkan Kudeta 8 Januari

Selain AS, kata dia, Uni Eropa juga perlu mulai berbicara tentang perdamaian di Ukraina.

Brasil sendiri tidak bergabung dengan negara-negara Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan menolak permintaan untuk memasok amunisi ke Ukraina.

Pada Senin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, bahwa Rusia berterima kasih kepada rekan-rekan Brasil atas pemahaman mereka yang jelas tentang asal-usul situasi di Ukraina.

Dia berkata demikian ketika berada di Brasil sebagai bagian dari agenda tur Amerika Latin.

AS: kami jelas ingin perang berakhir

Lula sendiri tampak sangat ingin mendukung upaya Brasil untuk menjadi pembawa damai non-blok.

Tapi, Kirby mengatakan, pesan Lula tentang perang Rusia-Ukraina sangat bermasalah.

"Kami tidak memiliki keberatan terhadap negara mana pun yang ingin mencoba mengakhiri perang. Jelas kami ingin perang berakhir," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Brasil Sambut Pemimpin Baru, Lula Bersumpah Lakukan Perubahan Drastis

Menurut Kirby, berakhirnya perang Rusia-Ukraina bisa saja terjadi sekarang atau hari ini, apabila Presiden Rusia Vladimir Putin berhenti menyerang Ukraina dan menarik pasukannya keluar.

"Komentar terbaru oleh Brasil bahwa Ukraina harus mempertimbangkan secara resmi menyerahkan Crimea sebagai konsesi perdamaian benar-benar salah arah, terutama untuk negara seperti Brasil yang telah memilih untuk menegakkan prinsip kedaulatan dan integritas wilayah (di PBB)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com