Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di Sudan Saat Perang: Tidur Enggak Tenang, Takutnya Bom Jatuh ke Kita

Kompas.com - 29/04/2023, 22:27 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KHARTOUM, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Indonesia, Lebaran identik dengan perayaan yang diiringi suara takbir dan pukulan bedug. Namun, bagi Muhammad Mufid, mahasiswa asal Indonesia yang berada di Sudan, ia merayakan Lebaran diiringi suara "tembakan dan bom".

“Malam yang harusnya takbiran, malah ada bom, tembakan, dan sebagainya. Suara masjid tidak ada. Listrik enggak ada, masjid enggak ada yang bunyi. Di sana enggak ada orang keliling bawa obor, enggak ada yang teriak sahur,“ kata Mufid kepada BBC News Indonesia.

Mahasiswa jurusan Studi Islam itu mengatakan bahwa ia sempat tinggal dalam satu apartemen bersama dengan 10 orang lainnya. Di tengah konflik yang berlangsung, mereka tidak bisa keluar untuk membeli bahan makanan untuk berbuka puasa.

Baca juga: Pertempuran Sudan: 74 Orang Tewas di Kota El Geneina Dalam 2 Hari

Makanan yang ada pun harus mereka hemat dan berusaha untuk memakannya sebelum membusuk. Sebab, selama delapan hari, kulkas mati karena listrik padam dan air terbatas.

“Apa yang masih ada di hemat-hemat. Mi instan, beras pun kita harus irit. Karena kalau habis kita mau beli kemana? Toko-toko pada tutup, entah untuk menjaga diri sendiri dulu, takutnya berkepanjangan,“ ungkapnya.

Mufid kini berada di Jakarta setelah dievakuasi bersama dengan 385 WNI lainnya.

Sambil menunggu teman-temannya yang hendak membeli nasi padang bersama, sebuah hidangan yang sudah lama ia tidak cicipi, Mufid mengingat kembali suasana di kampusnya saat konflik bersenjata memuncak di negara itu.

“Pagi itu tiba-tiba ada banyak tembakan-tembakan seperti itu. Dan itu kita enggak tahu asalnya dari mana. Tiba-tiba sudah mulai membesar, sudah makin kacau, karena situasi,” kata Mufid.

Ia mengatakan bahwa kampusnya diliburkan demi keselamatan para mahasiswa. Khalayak diminta untuk tinggal di dalam karena pertempuran terjadi di jalanan dan ruang-ruang publik.

Bahkan, saat itu ia terkadang tidak bisa mengabari kedua orangtuanya di Semarang, Jawa Tengah, tentang kondisinya di Sudan. Sebab, internet dan listrik terbatas di dalam apartemennya.

Muhammad Mufid memakan kue donat bersama dengan mahasiswa-mahasiswa WNI lainnya yang berhasil dievakuasi dari Khartoum, Sudan pada Jumat (28/4/2023).BBC INDONESIA Muhammad Mufid memakan kue donat bersama dengan mahasiswa-mahasiswa WNI lainnya yang berhasil dievakuasi dari Khartoum, Sudan pada Jumat (28/4/2023).
“Kami sampai lupa hari, sampai lupa tanggal, sudah enggak memikirkan besok hari apa, tanggal berapa. Tapi seingat saya delapan hari dalam kondisi tanpa air, tanpa listrik, dengan stok makanan terbatas,“ kata Mufid.

Mendengar suara tembakan dan jet tempur lewat sudah menjadi seperti “makanan sehari-hari“ bagi Mufid yang sempat kesulitan tidur karena khawatir akan pertempuran yang terjadi di luar sana.

“Suara tembakan, suara bom. Itu yang bikin kami kalau tidur pun enggak tenang. Takutnya bom jatuhnya ke kita. Tiap menit itu pasti ada suara, entah tembakan, entah suara misil, entah suara jet, helikopter,“ jelasnya.

Suatu saat, menjelang buka puasa, ia memberanikan diri untuk pergi bersama seorang teman untuk membeli bahan makanan di pasar. Namun, tak disangka, ia hampir terjebak dalam baku tembak antara dua kelompok tentara yang bermusuhan.

”Belum selesai bayar, tiba-tiba mobil tadi, balik arah dengan kecepatan tinggi. Di belakangnya itu seakan-akan ada orang yang nembakin mereka. Jadi mungkin lawannya kelompok itu. Semua yang di pasar langsung tiarap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com