Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas Ekstrem di Thailand, Suhu Capai 42 Derajat Celsius

Kompas.com - 23/04/2023, 18:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Sky News

BANGKOK, KOMPAS.com - Suhu di ibu kota Thailand, Bangkok, mencapai 42 derajat Celsius pada Sabtu (22/4/2023), sehingga orang-orang diperingatkan untuk tidak pergi ke luar.

Adapun badan cuaca nasional mengatakan, indeks panas--kombinasi suhu dengan kelembaban--mencapai rekor 54 derajat Celsius.

April biasanya adalah bulan terhangat di Thailand, dengan rata-rata suhu tertinggi 37 derajat Celsius.

Baca juga: Thailand Peringatkan Warga Tak Keluar Rumah karena Panas Ekstrem

Namun, suhu panas ekstrem lebih dari 40 derajat Celsius diperkirakan terjadi akhir pekan ini di setidaknya 28 dari 77 provinsi Thailand.

Rekor suhu 45 derajat Celsius juga dilaporkan di Thailand untuk kali pertama pekan lalu, menurut pengamat cuaca mengutip badan meteorologi negara itu.

Dikutip dari Sky News, rekor konsumsi daya turut dipecahkan dalam beberapa pekan terakhir seiring sebagian Asia yang mengalami gelombang panas.

Lebih dari 39.000 megawatt listrik digunakan di Thailand pada 6 April 2023, mengalahkan angka sebelumnya yaitu 32.000 megawatt tahun lalu, kata juru bicara pemerintah.

Baca juga:

Di sisi lain, wilayah timur India dan Bangladesh mengalami pemadaman listrik dan kekurangan daya akibat suhu panas ekstrem.

Menteri Energi Bangladesh Nasrul Hamid pada Selasa (18/4/2023) mengatakan di Facebook, ada penderitaan yang tak terkira akibat cuaca panas.

"Gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan suhu maksimum mencapai level tertinggi dalam lebih dari 50 tahun, meningkatkan permintaan listrik lebih dari yang diperkirakan," katanya.

Temperatur mencapai 43 derajat Celsius di bagian barat Bangladesh dan di ibu kota, Dhaka.

Sementara itu, sekolah di setidaknya dua negara bagian India yaitu Tripura dan Benggala Barat ditutup pekan ini setelah suhu 5 derajat Celsius lebih tinggi daripada biasanya.

Para ilmuwan memperkirakan, musim panas yang tiba lebih awal dikaitkan dengan perubahan iklim. Lebih dari satu miliar orang di India dan Pakistan termasuk golongan rentan.

Badan cuaca India awal tahun ini menyampaikan, negara itu kemungkinan mengalami gelombang panas antara Maret-Mei 2023.

Baca juga: WMO Sebut 2022 Tahun yang Tidak Menyenangkan, Panas, dan Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com