BANGKOK, KOMPAS.com - Suhu di ibu kota Thailand, Bangkok, mencapai 42 derajat Celsius pada Sabtu (22/4/2023), sehingga orang-orang diperingatkan untuk tidak pergi ke luar.
Adapun badan cuaca nasional mengatakan, indeks panas--kombinasi suhu dengan kelembaban--mencapai rekor 54 derajat Celsius.
April biasanya adalah bulan terhangat di Thailand, dengan rata-rata suhu tertinggi 37 derajat Celsius.
Baca juga: Thailand Peringatkan Warga Tak Keluar Rumah karena Panas Ekstrem
Namun, suhu panas ekstrem lebih dari 40 derajat Celsius diperkirakan terjadi akhir pekan ini di setidaknya 28 dari 77 provinsi Thailand.
Rekor suhu 45 derajat Celsius juga dilaporkan di Thailand untuk kali pertama pekan lalu, menurut pengamat cuaca mengutip badan meteorologi negara itu.
Dikutip dari Sky News, rekor konsumsi daya turut dipecahkan dalam beberapa pekan terakhir seiring sebagian Asia yang mengalami gelombang panas.
Lebih dari 39.000 megawatt listrik digunakan di Thailand pada 6 April 2023, mengalahkan angka sebelumnya yaitu 32.000 megawatt tahun lalu, kata juru bicara pemerintah.
Baca juga:
Di sisi lain, wilayah timur India dan Bangladesh mengalami pemadaman listrik dan kekurangan daya akibat suhu panas ekstrem.
Menteri Energi Bangladesh Nasrul Hamid pada Selasa (18/4/2023) mengatakan di Facebook, ada penderitaan yang tak terkira akibat cuaca panas.
"Gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan suhu maksimum mencapai level tertinggi dalam lebih dari 50 tahun, meningkatkan permintaan listrik lebih dari yang diperkirakan," katanya.
Temperatur mencapai 43 derajat Celsius di bagian barat Bangladesh dan di ibu kota, Dhaka.
Sementara itu, sekolah di setidaknya dua negara bagian India yaitu Tripura dan Benggala Barat ditutup pekan ini setelah suhu 5 derajat Celsius lebih tinggi daripada biasanya.
Para ilmuwan memperkirakan, musim panas yang tiba lebih awal dikaitkan dengan perubahan iklim. Lebih dari satu miliar orang di India dan Pakistan termasuk golongan rentan.
Badan cuaca India awal tahun ini menyampaikan, negara itu kemungkinan mengalami gelombang panas antara Maret-Mei 2023.
Baca juga: WMO Sebut 2022 Tahun yang Tidak Menyenangkan, Panas, dan Mematikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.