Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2023, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

JENEWA, KOMPAS.com – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebut bahwa 2022 adalah tahun yang sangat buruk berdasarkan analisis yang dilakukan selama berbulan-bulan.

Sepanjang 2022, terjadi berbagai bencana menghantam seluruh dunia mulai dari banjir bandang, kekeringan, dan gelombang panas. Bencana tersebut menelan biaya senilai milaran dollar AS.

Selain itu, tingkat panas dan keasaman lautan global mencapai rekor tertinggi. Es di Antartika dan gletser Pegunungan Alpen Eropa mencapai rekor terendahnya.

Baca juga: Mengenal Emisi Gas Rumah Kaca yang Sumbang Laju Pemanasan Global

WMO melaporkan analisisnya tersebut dalam laporan berjudul State of Global Climate 2022 yang dirilis pada Jumat (20/4/2023), sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Di samping itu, ketinggian air laut global juga semakin tinggi. Jumlah karbon dioksida dan metana penyebab efek rumah kaca mencapai rekor tertingginya.

Gletser kunci yang digunakan para ilmuwan sebagai pemeriksaan kesehatan untuk dunia menyusut lebih dari 1,3 meter hanya dalam satu tahun.

Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam konferensi pers mengatakan, permukaan laut sekarang naik sekitar dua kali lipat dari tingkat yang terjadi pada 1990-an.

Baca juga: Kondisi Inggris dan Eropa Sangat Panas akibat Pemanasan Global

Lautan dapat naik lagi setengah meter hingga satu meter pada akhir abad ini karena lebih banyak es yang mencair.

Taalas menyampaikan, tren buruk ini dapat berlanjut hingga tahun 2060-an meskipun sudah ada upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dia menambahkan, upaya untuk mencegah pencairan gletser dan kenaikan permukaan sudah terlambat. Delapan tahun terakhir adalah delapan tahun terpanas yang tercatat secara global.

Inggris, Perancis, Irlandia, Portugal, Spanyol, Belgia, Luksemburg, Italia, Jerman, Swiss, dan Selandia Baru mencatatkan tahun terpanasnya pada 2022.

Baca juga: Pegunungan Alpen Berubah Warna dari Putih Salju Menjadi Hijau Tumbuhan, Pemanasan Global Kian Gawat?

Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu naik akibat gelombang panas di New Delhi pada 27 Mei 2020. AFP PHOTO/JEWEL SAMAD Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu naik akibat gelombang panas di New Delhi pada 27 Mei 2020.

“Pada 2022, kekeringan terus-menerus di Afrika Timur, curah hujan tinggi di Pakistan, dan gelombang panas yang memecahkan rekor di China serta Eropa memengaruhi puluhan juta orang, mendorong kerawanan pangan, mendorong migrasi massal, dan menelan kerugian dan kerusakan miliaran dollar AS,” ucap Taalas.

Tahun lalu, China mengalami gelombang panas terpanjang dan terluas. Selain itu, suhunya juga sangat panas.

Kekeringan Afrika membuat lebih dari 1,7 juta orang mengungsi di Somalia dan Etiopia. Sementara banjir dahsyat di Pakistan membuat sekitar 8 juta orang mengungsi.

Baca juga: Siapa yang Diuntungkan dari Pemanasan Global?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

New York Umumkan Keadaan Darurat Setelah Banjir Bandang

New York Umumkan Keadaan Darurat Setelah Banjir Bandang

Global
Pelaku Penembakan Rapper Tupac Shakur pada 1996 Akhirnya Didakwa

Pelaku Penembakan Rapper Tupac Shakur pada 1996 Akhirnya Didakwa

Global
Rebut Wilayah Karabakh, Presiden Azerbaijan Balaskan Dendam Ayahnya

Rebut Wilayah Karabakh, Presiden Azerbaijan Balaskan Dendam Ayahnya

Global
Para Migran Diperkosa di Perbatasan Meksiko Saat Menunggu Masuk ke AS

Para Migran Diperkosa di Perbatasan Meksiko Saat Menunggu Masuk ke AS

Global
Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, Motif Diduga Terkait Bid'ah

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, Motif Diduga Terkait Bid'ah

Global
Rangkuman Hari ke-583 Serangan Rusia ke Ukraina: Plat Kendaraan Rusia Dilarang di Lithuania | Wagner Kembali ke Rusia

Rangkuman Hari ke-583 Serangan Rusia ke Ukraina: Plat Kendaraan Rusia Dilarang di Lithuania | Wagner Kembali ke Rusia

Global
[POPULER GLOBAL] Heboh Penembakan Rotterdam | Sungai Amazon Mengering

[POPULER GLOBAL] Heboh Penembakan Rotterdam | Sungai Amazon Mengering

Global
Klaim Asuransi Hewan Terunik Tahun Ini, Dimenangkan Kucing yang Tak Sengaja Ikut Terlipat Di Sofa Lipat

Klaim Asuransi Hewan Terunik Tahun Ini, Dimenangkan Kucing yang Tak Sengaja Ikut Terlipat Di Sofa Lipat

Global
Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: 57 Tewas, Pelaku Masih Misteri

Global
Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Kura-kura Peliharaan di AS Kabur dari Klinik Dokter Hewan untuk Ketiga Kalinya

Global
Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Aturan Baru, Anggota Parlemen AS Bisa Pakai Pakaian Olahraga Saat Bekerja

Global
Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Dipelihara di Gedung Putih, Anjing Joe Biden Kembali Bikin Ulah

Global
Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Kabar Baik, Jumlah Populasi Badak Global Kian Meningkat, Sebelumnya Terancam Punah

Global
Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Global
AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com