PAZI GYI, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara junta Myanmar di desa Pazi Gyi, wilayah Sagaing, meningkat jadi sekitar 171 hingga Jumat (14/4/2023).
Seorang warga desa yang terlibat dalam kremasi jenazah dan meminta tidak disebutkan namanya untuk melindungi keselamatannya, mengatakan bahwa timnya merevisi jumlah kematian menjadi 171 dari 130 sehari sebelumnya.
Dia mengatakan kepada AFP bahwa 109 pria, 24 wanita, dan 38 anak-anak tewas. Sebanyak 53 lainnya yang terluka menerima perawatan medis.
Baca juga: Junta Myanmar Akui Serang Desa Pazi Gyi, 50 Orang Tewas
Adapun BBC Burma juga melaporkan korban tewas 171, sementara Mandalay Free Press menyebutkan jumlahnya 170.
Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar--badan bayangan yang didominasi mantan anggota parlemen dari partai pemimpin terguling Aung San Suu Kyi--pada Jumat mengunggah twit grafik dengan total 168 kematian.
Pazi Gyi sudah dikosongkan pada Jumat (14/4/2023), dan penduduk desa terlalu takut untuk kembali.
Serangan terjadi pada malam Thingyan, festival air tahun baru umat Buddha di Myanmar, kemudian memicu amarah internasional.
Inggris yang merupakan mantan penguasa kolonial Myanmar meminta Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membahas insiden tersebut.
Sementara itu, ASEAN yang sejauh ini memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis Myanmar, mengecam keras serangan udara pada Kamis (13/4/2023).
Baca juga:
Wilayah Sagaing adalah kubu pemberontak di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.
Di Sagaing terjadi beberapa perlawanan paling sengit terhadap kekuasaan militer. Pertempuran sengit berkecamuk selama berbulan-bulan.
Junta pada Rabu (12/4/2023) mengonfirmasi, pihaknya meluncurkan serangan udara terbatas di daerah tersebut dan menyalahkan beberapa kematian pada ranjau yang ditanam oleh pejuang anti-junta.
Mereka juga mengatakan, pada Jumat (14/4/2023) pemberontak menjatuhkan empat bom dari sebuah drone yang menewaskan delapan orang, termasuk lima anak, dan melukai 31 lainnya di desa Kywe Pon, juga di wilayah Sagaing.
Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta Februari 2021. Sekitar 3.200 warga sipil tewas akibat tindakan keras junta terhadap unjuk rasa.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Berlakukan Darurat Militer di Puluhan Kotapraja, Cara Baru Basmi Perlawanan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.