Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 PLTN Terakhir di Jerman Akan Setop Beroperasi

Kompas.com - 10/04/2023, 22:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

BERLIN, KOMPAS.com - Menteri Ekonomi Federal Jerman, Robert Habeck (Partai Hijau) menjamin pasokan energi yang aman setelah pembangkit energi nuklir dihentikan total.

"Keamanan pasokan energi di Jerman terjamin di musim dingin yang sulit ini dan akan terus terjamin," katanya kepada grup media Funke Mediengruppe hari Senin (10/4/2023).

Tiga PLTN terakhir di Jerman akan ditutup pada hari Jumat, 15 April.

Baca juga: Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima Akan Dibuang ke Laut, Presiden Korsel Angkat Suara

"Situasi terkendali berkat tingkat pengisian yang tinggi di fasilitas penyimpanan gas dan terminal gas cair baru di pantai utara Jerman, dan juga berkat energi yang lebih terbarukan."

Robert Habeck menyatakan yakin penghentian pembangkit energi nuklir di Jerman akan berjalan sesuai rencana. Tiga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terakhir, yang akan dimatikan minggu ini juga, "cepat atau lambat akan dimatikan," katanya.

Menteri Ekonomi dan Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck (Partai Hijau).AP/CARSTEN KOALL via DW INDONESIA Menteri Ekonomi dan Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck (Partai Hijau).
Pembangunan PLTN baru "tidak ekonomis"

Pembangunan PLTN baru selalu terbukti sebagai "kegagalan ekonomi"--baik di Perancis, Inggris Raya, atau Finlandia, tambahnya. "Juga tidak ada minat dari operator Jerman untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang baru".

Sebelumnya, fraksi Liberaldemokrat FDP di parlemen Jerman menyerukan agar tiga reaktor nuklir terakhir diizinkan tetap "siap beroperasi", setidaknya satu tahun lagi setelah ditutup, sehingga dapat dioperasikan kembali jika dibutuhkan.

Mesikpun pasokan energi terjamin, Robert Habeck mengimbau warga untuk tetap melakukan penghematan energi.

"Kami akan memiliki situasi pasokan gas yang lebih baik musim dingin mendatang. Namun demikian, energi itu mahal, dan konsumsi yang tinggi merusak iklim. Jadi masuk akal untuk menggunakan energi dengan cermat, kata Habeck.

Baca juga: Reaktor PLTN Takahama Jepang Ditutup Usai Alarm Berbunyi, Tak Ada Kenaikan Radiasi

"Hemat energi tak berarti kehilangan kualitas hidup"

"Sistem energi kita nantinya akan berbeda: kita akan menggunakan 80 persen energi terbarukan pada tahun 2030," kata Menteri Ekonomi Federal Jerman Robert Habeck.

Dia sekali lagi menjamin keamanan pasokan energi di Jerman setelah penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Keamanan pasokan energi di Jerman terjamin di musim dingin yang sulit ini, dan akan terus terjamin," kata Habeck. Situasi terkendali karena tingkat pengisian yang tinggi di fasilitas penyimpanan gas, dan lebih banyak sumber energi terbarukan dioperasikan.

"Saya tahu dari banyak orang bahwa mereka benar-benar melakukan penghematan. Upaya ini membantu pengisian tangki penyimpanan gas di fase -fase kritis. Kita berhasil menangkal krisis ekonomi yang parah,” katanya.

Menteri ekonomi Jerman itu menambahkan: "Menghemat energi tidak harus berarti kehilangan kualitas hidup."

Baca juga: Situasi PLTN Zaporizhzhia Akibat Diserang Rusia Masih Berbahaya, Kecelakaan Nuklir Mengintai

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul 3 PLTN Terakhir di Jerman Berhenti Beroperasi Minggu Ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com