RIYADH, KOMPAS.com – Arab Saudi dan beberapa negara anggota OPEC+ pada Minggu (2/4/2023) mengumumkan pemangkasan produksi minyak lagi dengan total 1,16 juta barel per hari.
Pengumuman tersebut merupakan langkah mengejutkan yang menurut para analis akan menyebabkan kenaikan harga minyak dengan cepat.
Padahal pada Oktober 2022, OPEC+, kelompok produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari.
Baca juga: Pengaruh China di Timur Tengah Makin Kuat, Tantang Dominasi AS di Kawasan Kaya Minyak
Kesepakatan terbaru tersebut membuat volume produksi OPEC+ secara total dipotong menjadi 3,66 juta barel per hari.
Jumlah ini setara dengan 3,7 persen dari permintaan global, sebagaimana dilansir Reuters. Pemotongan produksi minyak terbaru secara efektif berlaku Mei hingga akhir tahun ini.
Setelah pertengahan tahun 2022, tren harga minyak bumi terus menurun.
Baca juga: Aramco Raup Laba Rp 2.497 Triliun karena Harga Minyak Melonjak, Hampir Setara Pendapatan RI
Bulan lalu, harga minyak acuan Brent dan West Texas Intermediate (WTI) sempat anjlok hingga 70 dollar AS per barel, yang merupakan rekor terendah dalam 15 bulan terakhir.
Setelah itu, harga minyak bumi mengalami rebound dan menuju 80 dollar AS per barel.
Sebagai pengingat, harga minyak acuan Brent sempat melampaui 120 dollar AS per barel-nya pada Maret 2022 dan Juni 2022.
Baca juga: Kesepakatan Minyak Jerman-Kazakhstan Untungkan Rusia
Rincian negara-negara anggota OPEC+ yang memangkas produksi minyak adalah: Arab Saudi mengurangi 500.000 barel per hari, Uni Emirat Arab (UEA) 144.000 barel per hari, Kuwait 128.000 barel per hari, Irak 211.000 barel per hari, Algeria 48.000 barel per hari, Oman 40.000 barel per hari, dan Kazakhstan 78.000 barel per hari.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Minggu bahwa Moskwa akan memperpanjang pemotongan produksi sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023.
Rusia mengumumkan pemotongan produksi minyaknya secara sepihak pada Februari setelah Barat memperkenalkan pembatasan harga minyak Rusia.
Keputusan beberapa negara OPEC+ yang memangkas produksi minyak lebih lanjut kemungkinan akan membuat harga minyak naik sebesar 10 dollar AS per barel, menurut kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners.
Baca juga: Protes Perusahaan Minyak China di Kolombia Rusuh, 79 Polisi Disandera Warga Desa
Sementara itu, broker minyak PVM mengatakan bahwa pihaknya memprediksi harga minyak bumi akan langsung melonjak saat perdagangan dimulai setelah akhir pekan.
Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan, pengurangan produksi minyak secara sukarela tersebut adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.
“OPEC mengambil langkah pre-emptive jika ada kemungkinan penurunan permintaan,” kata Amrita Sen, pendiri sekaligus direktur Energy Aspects.
Pemerintah AS mengatakan, pemangkasan produksi minyak lebih lanjut dari OPEC+ adalah keputusan yang tidak bijak.
Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi, Arab Saudi Bantah Bikin Minyak Jadi Senjata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.