Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/03/2023, 23:01 WIB

KOMPAS.com - Setelah China berhasil menengahi kesepakatan bersejarah pekan lalu untuk memulihkan hubungan antara Iran dan Arab Saudi, Beijing tampaknya akan mengambil peran lebih besar di Timur Tengah dan berpotensi menantang dominasi AS di kawasan kaya minyak itu.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai di Beijing pekan lalu, Riyadh dan Teheran setuju untuk membuka kembali kedutaan mereka dan bertukar duta besar setelah tujuh tahun hubungan diplomatik terputus.

Persaingan antara Iran dan Arab Saudi, masing-masing dengan mayoritas Muslim Syiah dan Sunni, telah mendominasi politik regional dalam beberapa tahun terakhir, memengaruhi tidak hanya kedua negara melainkan juga kawasan lain. Kedua negara itu terlibat dalam perang proksi dari Yaman sampai Suriah dan di tempat lain.

Baca juga: Setelah Rujuk dengan Arab Saudi, Iran Ingin Pulihkan Hubungan dengan Bahrain

Beijing menggambarkan penengahan diplomasinya sebagai "hasil utama" yang dicapai melalui "upaya bersama" ketiga negara, dan menekankan bahwa China tidak mengejar kepentingan egois apa pun di Timur Tengah.

"China tidak berniat dan tidak akan berusaha mengisi apa yang disebut kekosongan atau membuat blok eksklusif," kata Beijing dalam sebuah pernyataan sehari setelah kesepakatan itu dicapai.

"China akan menjadi promotor keamanan dan stabilitas, mitra untuk pembangunan dan kemakmuran , dan pendukung pembangunan Timur Tengah melalui solidaritas," sambungnya.

Kesepakatan itu memang sebuah kemenangan besar bagi diplomasi China, kata Camille Lons, peneliti di International Institute for Strategic Studies (IISS).

Ini juga menandai perubahan dalam strategi Beijing yang biasanya "menolak untuk terlibat dalam perselisihan regional, dan dengan cerdas mendapat manfaat dari payung keamanan pimpinan AS sambil melakukan bisnis dengan seluruh kawasan," tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Memaknai Normalisasi Hubungan Diplomatik Arab Saudi dan Iran

Kehadiran lama di Timur Tengah

China sebenarnya telah lama mengembangkan hubungan ekonomi dan politik yang kuat dengan Riyadh dan Teheran. Arab Saudi adalah pemasok minyak terbesar bagi China, dengan perdagangan antara kedua negara mencapai 87 miliar dollar AS pada 2021.

Perdagangan antara Iran dan China mencapai lebih dari 16 miliar dollar AS pada tahun yang sama. 30 persen perdagangan luar negeri Iran bergantung pada China, yang telah berjanji melakukan investasi senilai 400 miliar dollar AS di Iran selama 25 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+