Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turkmenistan Akan Bangun Kota Baru untuk Hormati Mantan Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov

Kompas.com - 30/03/2023, 09:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ASHGABAT, KOMPAS.com - Turkmenistan akan menggelontorkan dana 4,8 miliar dollar AS (Rp 72,34 triliun) untuk membangun kota baru guna menghormati mantan presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.

Negara tertutup di Asia Tengah yang berbatasan dengan Laut Kaspia ini diperintah oleh keluarga Berdymukhamedov selama lebih dari 16 tahun.

Gurbanguly Berdymukhamedov--mantan dokter gigi yang berubah menjadi otokrat--secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden negara bekas Soviet itu pada 2022 dan digantikan oleh putranya, Serdar Berdymukhamedov.

Baca juga: Serdar Berdymukhamedov Jadi Presiden Baru Turkmenistan Gantikan Ayahnya

Namun, pria berusia 65 tahun yang menyandang gelar "Arkadag" (Pahlawan Pelindung) tersebut terus mendominasi negara.

Kota baru akan berjarak 30 kilometer dari ibu kota Ashgabat dan bakal menyandang gelarnya.

"Tahap pertama pembangunan Kota Arkadag menelan biaya 3,3 miliar dollar AS (Rp 49,73 triliun)," kata Deryageldi Orazov, pejabat yang mengepalai komite negara untuk pembangunannya, dikutip dari AFP pada Rabu (29/3/2023).

"Fase kedua akan menelan biaya sekitar 1,5 miliar dollar AS (Rp 22,61 triliun), menurut perkiraan kami."

Orazov menambahkan, biaya pastinya akan lebih jelas setelah ada panggilan untuk tender, tetapi angkanya sudah membengkak 1,5 miliar dollar AS daripada yang diumumkan pada Februari 2020.

PDB Turkmenistan sekitar 45 miliar dollar AS (Rp 678,14 triliun), menurut Bank Dunia. Negara itu memperoleh sebagian besar kekayaannya dari cadangan gas yang sangat besar.

Baca juga: Misteri “Gerbang Neraka” Turkmenistan yang Membara Selama Beberapa Dekade

Kelompok-kelompok HAM menuduh Turkmenistan menghabiskan uang dari keuntungan gasnya untuk proyek-proyek mewah yang tidak bermanfaat bagi penduduk.

Arkadag, yang berada di zona gempa, diproyeksikan memiliki populasi sekitar 73.000 jiwa.

Sebagai presiden, Serdar Berdymukhamedov (41) tampak memerintah di bawah bayang-bayang ayahnya.

Jauh sebelum mundur, Berdymukhamedov senior menghapus majelis tinggi parlemen dan diangkat sebagai presiden dari badan tertinggi yang mengontrol sebagian besar kebijakan luar negeri dan dalam negeri negara itu.

Turkmenistan adalah salah satu negara paling represif dan tertutup di dunia, sedikit yang diketahui tentang bagaimana rezim membuat keputusan sehari-hari.

Menurut Reporters Without Borders, Turkmenistan menempati urutan ke-177 dari 180 negara untuk kebebasan pers, tepat di atas Iran, Eritrea, dan Korea Utara.

Baca juga: Riwayat Saparmurat Niyazov, Presiden Paling Narsis di Dunia, Turkmenistan Dipenuhi Patung Dirinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com