JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatalan drawing untuk ajang Piala Dunia U20 menjadi perhatian internasional.
Minggu lalu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan FIFA telah membatalkan drawing yang seharusnya dilakukan pada 31 Maret mendatang
Berikut penjelasan singkat dan pandangan pakar mengenai pembatalan tersebut tersebut.
Baca juga: Pemerintah RI Isyaratkan Timnas Israel Boleh Ikut Piala Dunia U-20
Dalam pernyataannya, PSSI mengatakan penolakan Gubernur Bali Wayan Koster atas kehadiran Tim Nasional Israel dalam U20 menjadi sebab tindakan pembatalan yang dilakukan FIFA.
"Karena, bagi FIFA, penolakan Gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali," bunyi pernyataan PSSI (26/3/2023).
"Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk di dalamnya Drawing Piala Dunia U-20."
Selain Koster, kehadiran tim Israel dalam pertandingan yang tadinya akan digelar di Indonesia ini telah menuai penolakan dari beberapa pihak.
Salah satunya dari ratusan warga di Jakarta yang pada 21 Maret lalu, melakukan unjuk rasa untuk menolak kehadiran tim Israel dalam Piala Dunia U-20.
Unjuk rasa tersebut diikuti beberapa kelompok, seperti Persatuan Alumni 212, Muhammadiyah, Komite Penyelamatan Darurat Medis atau Mer-C dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penolakan juga dilakukan oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang mengatakan "Israel merupakan negara penjajah Palestina dan sikap Indonesia menolak segala bentuk penjajahan jelas termuat dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 oleh MPR."
Plt Ketua PDIP Jawa Timur, Said Abdullah juga menolak keikutsertaan Israel di ajang U20 dengan mencontoh tindakan Presiden Soekarno yang tidak memberikan visa kedatangan delegasi Israel hingga harus membayar denda, saat Indonesia jadi tuan rumah Asian Games 1962.
Tapi pakar olahraga dan koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali tidak setuju agresi Israel dijadikan alasan.
"Sekarang ada enggak negara-negara yang menolak (Israel)? Bahkan Duta Besar Palestina saja memaklumi kehadiran Israel di Piala Dunia," katanya.
"Karena memang Israel yang datang ini bukan tentara, bukan pemerintah, melainkan utusan atletnya yang tidak punya kepentingan dengan politik."
Baca juga: Palestina Tidak Keberatan Israel Ikut Piala Dunia U20 di Indonesia
Akmal mengatakan, Indonesia terancam menerima sanksi dari FIFA jika nantinya batal jadi tuan rumah.
"Salah satunya dibekukan. Kalau dibekukan, kita tidak bisa ikut event-event yang digelar FIFA sampai pembekuannya dicabut," katanya.
"Itu hukuman paling ringan. Selain pembekuan apa? Bisa juga dicoret dari keanggotaan FIFA."
Jangka waktu penerimaannya bisa sehari atau pun sampai bertahun-tahun "sampai FIFA meyakini Indonesia bisa dipercaya."
Namun di luar sanksi dari FIFA, ada konsekuensi lain yang juga tidak kalah berat.
"Supporter Indonesia gigit jari, bangsa Indonesia dikucilkan dari sepak bola dunia, (dan) bahkan dari pergaulan internasional karena tidak bisa komitmen dengan apa yang sudah disepakati bersama," kata Akmal.
Akmal meminta para pemimpin di pemerintahan untuk menyamakan suara tentang keputusan di bidang olahraga ini.
"(Presiden) Jokowi bisa mengumpulkan politisi dan partai-partai politik dan dewan semuanya dan bilang 'ini kepentingan negara loh'," katanya.
"Bisa disampaikan sama Presiden bahwa kita harus terima Israel dengan mengeluarkan Perppu untuk misalnya mengganti sementara Permenlu nomor 3 Tahun 2019 tentang hubungan diplomasi dengan Israel."
"Israel, walaupun kita benci berhak mendapatkan keadilan," katanya.
"Kenapa? Mereka lolos Piala Dunia lewat kualifikasi. Mereka memang berhasil mendapatkan tiket itu, Masa kita enggak mau kasih? Kan enggak adil namanya."
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan segera terbang ke Zurich "untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA."
"Kemarin baru salah satu wakil ketua dari PSSI yang ketemu, mudah-mudahan ada titik temu, paling tidak FIFA memahami posisi Indonesia," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Piala Dunia U-20 di Indonesia, Antara Ukir Prestasi dan Ancaman Sanksi
Kabar dibatalkannya drawing juga langsung ditanggapi oleh berbagai negara.
Argentina, misalnya, sudah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia U20 2023 jika Indonesia batal menjadi tuan rumah.
Berdasarkan unggahan dari reporter olahraga Gaston Edul di Twitter, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) menyatakan siap menjadi tuan rumah.
"Piala Dunia U20 seharusnya diadakan di Indonesia pada bulan Mei. Karena alasan non-sepak bola (politik), pengundian ditunda," demikian terjemahan twit tersebut.
Selain Argentina, ada pula negara lain seperti Brasil yang ikut memperebutkan gelar tuan rumah pada Piala Dunia U20.
Bahrain, Uni Emirat Arab, hingga Qatar juga disebut-sebut oleh sejumlah media sebagai kandidat kuat menggantikan Indonesia menggelar pertandingan sepak bola kelas dunia.
Baca juga: Kenapa Israel dan Amerika Serikat Berhubungan Baik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.