Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Upaya Penangkapan Putin, Berarti Deklarasi Perang Melawan Rusia

Kompas.com - 23/03/2023, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengancam bahwa setiap upaya penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin, sama saja deklarasi perang melawan Rusia.

Ancaman itu dikeluarkan Medvedev, yang merupakan mantan Presiden Rusia, setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin.

ICC mendakwa Putin melakukan kejahatan perang secara ilegal dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Putin: Usulan China untuk Ukraina Bisa Jadi Dasar Perdamaian

Medvedev mengatakan kepada media Rusia bahwa ICC, bukanlah entitas hukum yang tidak pernah melakukan sesuatu yang signifikan.

“Mari kita bayangkan - jelas situasi ini yang tidak akan pernah terwujud - namun mari kita bayangkan bahwa hal itu terwujud: Kepala negara nuklir saat ini pergi ke suatu wilayah, katakanlah Jerman, dan ditangkap,” kata Medvedev.

“Apa jadinya? Itu akan menjadi deklarasi perang terhadap Federasi Rusia,” sambungnya dalam video yang diunggah di Telegram.

Baca juga: Menengok 10 Tahun Persahabatan Xi Jinping-Vladimir Putin

“Dan dalam hal ini, semua aset kami - semua rudal kami dan sebagainya - akan terbang ke Bundestag, ke kantor Kanselir,” imbuh sekutu Putin tersebut.

Medvedev menuturkan, hubungan Rusia dengan Barat kemungkinan berada pada titik terendahnya.

Sebelumnya, Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin mengatakan bahwa surat perintah penangkapan Putin dari ICC adalah keputusan yang sangat partisan.

Baca juga: 5 Poin Rangkuman Pertemuan Xi Jinping dan Putin di Rusia

Ancaman Medvedev

Sejak Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, Medvedev menjadi tokoh yang kerap melontarkan pernyataan yang keras.

Secara terbuka, dia beberapa kali menghina para pemimpin Barat dan menyampaikan serangkaian peringatan nuklir.

“Pengiriman senjata asing ke Ukraina setiap hari semakin mendekatkan kiamat nuklir,” kata Medvedev.

Medvedev menuturkan, setelah Uni Soviet jatuh pada 1991, Barat menganggap dirinya sebagai bos Rusia, tetapi Putin telah mengakhirinya.

Baca juga: Xi Jinping Dukung Pembicaraan Damai, Putin Salahkan Barat, Zelensky Undang China

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbicara kepada para pegawai di pabrik Almaz-Antey Corporation's Obukhov, St Petersburg, Rusia, Rabu (18/1/2023). Presiden Vladimir Putin menyatakan belasungkawa dan menawarkan bantuan Rusia kepada Turkiye dan Suriah yang baru saja dilanda gempa dahsyat pada Senin (6/2/2023).SPUTNIK/ILYA PITALEV via AP Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbicara kepada para pegawai di pabrik Almaz-Antey Corporation's Obukhov, St Petersburg, Rusia, Rabu (18/1/2023). Presiden Vladimir Putin menyatakan belasungkawa dan menawarkan bantuan Rusia kepada Turkiye dan Suriah yang baru saja dilanda gempa dahsyat pada Senin (6/2/2023).

“Mereka sangat tersinggung,” kata Medvedev. Dia menambahkan bahwa Barat tidak menyukai independensi Rusia dan China.

Medvedev menuturkan, Barat ingin memecah belah Rusia menjadi sejumlah negara yang lebih lemah dan mencuri sumber daya alamnya yang besar.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com