Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Berkunjung ke Rusia, Lakukan “Sowan Perdamaian” ke Putin

Kompas.com - 19/03/2023, 20:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Rusia antara 20-22 Maret dalam kunjungan kenegaraan, Beijing dan Moskwa mengatakan pada Jumat (17/3/2023). Kremlin mengatakan lawatan itu akan berlangsung atas undangan Vladimir Putin.

Pengumuman perjalanan itu mencuat saat Barat memandang China sebagai pendukung utama Rusia di tengah invasinya ke Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Putin dan Xi akan mengadakan pertemuan empat mata saat makan malam informal hari Senin (20/3/2023). Lalu pada Selasa (21/3/2023), para pejabat dari kedua negara akan mengambil bagian dalam pembicaraan yang lebih luas.

"Selama pembicaraan, mereka akan membahas isu-isu tentang pengembangan lebih lanjut hubungan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis antara Rusia dan China. Sejumlah dokumen bilateral penting akan ditandatangani," kata Kremlin.

Baca juga: Ukraina Terkini: Kyiv, Lviv, dan Dnipro Diserang Drone Peledak

Kementerian Luar Negeri China menggambarkan perjalanan Xi sebagai kunjungan untuk perdamaian yang bertujuan untuk mempraktikkan multilateralisme sejati, meningkatkan tata kelola global, dan memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kemajuan dunia.

"Saat ini, perubahan yang tidak terlihat dalam satu abad telah berkembang cepat, dan dunia telah memasuki periode kekacauan baru," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers reguler.

"China akan menjunjung tinggi posisinya yang obyektif dan adil dalam krisis Ukraina dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai," sambungnya.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-387 Serangan Rusia ke Ukraina: Update Insiden Tabrakan Pesawat Tak Berawak AS, Situasi Perebutan Bakhmut

Upaya perdamaian dari Beijing

China sebelumnya telah menawarkan untuk menengahi upaya perdamaian terkait invasi Rusia ke Ukraina. Tetapi penolakan Beijing untuk mengutuk perang Rusia telah mendorong Barat untuk bereaksi dengan skeptis. Pejabat tinggi AS bahkan menuduh China memasok Rusia dengan senjata untuk perang yang sedang berlangsung di Ukraina. China membantah klaim tersebut.

Tetapi Kyiv telah berusaha untuk memperkuat hubungannya dengan Beijing. Pada peringatan setahun invasi Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak China untuk mengambil bagian dalam pertemuan puncak guna membahas apa yang disebut formula perdamaian Kyiv.

Ukraina mengatakan, setiap rencana untuk mengakhiri perang harus melibatkan penarikan penuh pasukan Rusia ke perbatasan Ukraina pada tahun 1991, tahun pembubaran Uni Soviet. Pada Kamis (16/3/2023), Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengadakan percakapan telepon yang jarang terjadi dengan rekannya dari Ukraina, Dmytro Kuleba.

Qin mengatakan kepada Kuleba bahwa Beijing selalu menjunjung tinggi sikap objektif dan adil dalam masalah Ukraina, berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan memajukan negosiasi, dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk menciptakan kondisi bagi pembicaraan damai, demikian keterangan resmi Kementerian Luar Negeri China.

Baca juga: China Turun Gunung, Berharap Rusia dan Ukraina Bahas Perdamaian, Xi Akan Temui Putin

Hubungan tanpa batas China-Rusia

Pada Februari 2022, Beijing dan Moskwa mencapai kemitraan yang mereka sebut "tanpa batas", ketika Putin mengunjungi China untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin - beberapa minggu sebelum meluncurkan invasi ke Ukraina. Sejak itu, kedua negara telah menegaskan kembali kuatnya ikatan antara mereka.

Pada akhir Desember lalu, Putin mengundang Xi ke Rusia melalui panggilan video untuk menunjukkan kepada seluruh dunia kekuatan hubungan Rusia-China. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa kunjungan tersebut dapat menjadi acara politik utama tahun ini dalam hubungan bilateral.

Perdagangan antara kedua negara telah meningkat sejak invasi tahun lalu. China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, sumber utama pendapatan Moskwa pada saat Uni Eropa dan sekutunya memberlakukan boikot terhadap Rusia.

Baca juga: Polandia Kirim MiG-29 ke Ukraina, Jadi Negara NATO Perdana yang Pasok Jet Tempur untuk Kyiv

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com