Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Akan Beli 3 Kapal Selam Nuklir, Indonesia Minta Patuhi Aturan IAEA

Kompas.com - 16/03/2023, 13:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Ghita Intan & Indra Yoga/VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta Australia mematuhi kesepakatan non-proliferasi nuklir dan standar pengamanan yang ditetapkan Badan Energi Atom Internasional IAEA. Pernyataan ini dikeluarkan terkait rencana pembelian tiga kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia pekan ini.

Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Rabu (15/3/2023) mengeluarkan pernyataan tegas terkait rencana Australia membeli tiga kapal selam bertenaga nuklir dari Amerika.

Lewat Twitter, Kementerian Luar Negeri mengatakan “upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara. Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya itu.”

Baca juga: Sebelum Pakai Kapal Selam Nuklir, Australia Wajib Patuhi Ini

Namun demikian Indonesia menggarisbawahi dengan “meminta Australia tetap konsisten memenuhi kewajibannya sesuai rezim non-proliferasi senjata nuklir dan IAEA Safeguards, dan menyepakati mekanisme verifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional IAEA yang efektif, transparan dan tidak diskriminatif.”

Kemitraan trilateral AS-Inggris-Australia dalam AUKUS

Rencana pembelian tiga kapal selam nuklir (nuclear powered submarine SSN) itu disampaikan dalam pertemuan antara Presiden Amerika Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di San Diego, Senin (13/3/2023).

Gedung Putih mengatakan, Amerika berniat menjual tiga kapal selam nuklir kepada Australia pada awal tahun 2030 mendatang, jika disetujui Kongres.

“Langkah ini sangat penting untuk terus meningkatkan kemampuan Australia memiliki dan mengoperasikan armada kapal selam nuklir dan memberi Australia kemampuan berdaulat sedini mungkin."

"Langkah ini juga untuk memastikan agar Australia dapat mempertahankan kemampuan bawah lautnya hingga penjualan kapal selam nuklir ini siap, mengingat rencana akan dipensiunkannya kapal selam Australia saat ini.”

Kementerian Pertahanan minta semua pihak berkomitmen jaga perdamaian

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak berharap semua pihak berkomitmen tinggi menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Saling menahan diri dan menghormati satu dengan lainnya. Kami memahami kepentingan nasional masing-masing negara, dan berharap masing-masing negara juga menghormati kepentingan nasional negara lain, itu yang kami sebut sebagai mutual understanding dan Mutual Respect,” kata Dahnil lewat pesan singkat kepada VOA.

Baca juga: Indonesia Peringatkan Keras Bahaya Kapal Selam Nuklir, Merujuk ke AUKUS dan Australia?

TNI siap beri masukan pada pemerintah

Sementara itu, Kabidpeninter TNI Letkol Suhendro Okto Satrio hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari TNI mengenai hal ini, karena menurutnya isu tersebut lebih kepada isu global, dan pihak TNI dalam konteks ini hanya sebatas memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia apabila diminta dan dibutuhkan.

“Kita aware (mengenai pembelian kapal selam nuklir oleh Australia), tapi karena isunya ini sifatnya global, jadi sebenarnya yang paling berhak membuat statement itu kan pemerintah in a political way."

"Pemerintah biasanya meminta masukan kepada TNI, tentang military stand point, tapi tetap statement akan keluar dairi pemerintah seperti apa Indonesia menyikapinya. Dan nanti tugas militer adalah enforcing political stand yang sudah ditentukan oleh pemerintah,” kata Suhendro.

Pengamat: Pembelian kapal selam nuklir akan berdampak ke kawasan

Pengamat hubungan internasional di Universitas Padjajaran (Unpad) Rizki Ramadhan mengatakan, langkah Australia yang membeli kapal selam bertenaga nuklir dari "Negeri Paman Sam" sudah bisa diprediksi sebelumnya.

Hal tersebut merupakan salah satu kesepakatan trilateral antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS).

Ia memperkirakan, langkah "Negeri Kanguru" akan memengaruhi kawasan. Setidaknya, kata Rizki, hal ini akan memicu pihak yang selama ini cukup bersebrangan dengan AUKUS, yakni China, untuk mulai berpikir dan bersikap cukup provokatif mengingat cukup canggihnya kapal selam nuklir tersebut.

“Walaupun dalam dinamikanya penggunaannya akan sangat sulit kalau saya bilang. Walaupun kapal selam ini hadir di kawasan, di Asia Pasifik pada intinya, dia tidak akan mudah untuk dipergunakan, karena dia dalam hal ini agak terkunci oleh ASEAN."

"Karena ASEAN sendiri sudah menetapkan sebagai zone of peace, terutama dalam hal nuklir, tidak boleh ada penggunaan, walaupun hanya melintas saja tidak boleh,” ungkapnya kepada VOA.

Oleh karena itu, menurutnya, Australia akan cukup berpikir panjang sebelum menggunakan kapal selam bertenaga nuklir tersebut.

Namun, di sisi lain Pemerintah Indonesia juga tidak dapat berbuat lebih banyak, selain menjalankan diplomasi pertahanan antara Indonesia dan Australia.

”Indonesia secara strategis bisa berdiplomasi dengan negara-negara anggota AUKUS ini, baik Amerika, Inggris, maupun Australia terutama memaksimalkan diplomasi pertahanan antara Indonesia dan Australia yang sudah sangat dekat."

"Jadi yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia hanya seperti itu, manfaatkan sejumlah jalur diplomasi pertahanan yang mungkin pendekatan itu bisa dilakukan oleh seluruh tingkatan perwira yang ada di Mabes TNI ataupun di Departemen Pertahanan karena saya yakin pendekatan personal antara militer kedua negara Indonesia dan Australia akan jauh lebih efektif daripada kita misalnya melakukan diplomasi dari sektor sipil saja, misalnya dari Kemlu saja,” jelasnya.

Baca juga: Mengenal Pakta Pertahanan AUKUS: Pertaruhan Besar Australia yang Bikin ASEAN Kecewa

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Beli Kapal Selam Nuklir dari AS, RI Minta Australia Patuhi Kesepakatan Nonproliferasi Senjata Nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com