KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-383 pada Senin (13/3/2023).
Ini termasuk, Otoritas Ukraina membantah telah ikut campur dalam protes anti-pemerintah yang meletus di Georgia pekan lalu.
Sementara itu, Pemerintah Inggris akan menyiapkan dana tambahan senilai 5 miliar poundsterling atau sekitar Rp93 triliun untuk militer dan pertahanan, sebagai persiapan menghadapi ancaman yang terus meningkat dari China dan Rusia.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-383 yang dapat Anda simak:
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Senin, Human Rights Watch (HRW) memperingatkan, invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi anak-anak di panti asuhan.
HRW menyebut, ribuan anak telah dipindahkan ke wilayah pendudukan atau ke Rusia.
"Perang brutal ini dengan jelas menunjukkan perlunya mengakhiri bahaya yang dihadapi oleh anak-anak yang dilembagakan," kata Bill Van Esveld, direktur hak-hak anak di organisasi yang berbasis di New York itu.
"Mengembalikan anak-anak yang diambil secara ilegal oleh pasukan Rusia harus menjadi prioritas internasional," tambahnya.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-381 Serangan Rusia ke Ukraina: Duel di Bakhmut | Penembakan Kherson
Baik pasukan Rusia maupun Ukraina pada Senin mengungkap, pertempuran sengit tengah berkecamuk di Kota Bakhmut.
Kedua belah pihak sama-sama sedang berupaya menguasai Bakhmut yang berada di Ukraina timur.
Tentara bayaran Grup Wagner mengeklaim telah memimpin pasukan Rusia untuk dapat menguasai Kota Bakhmut yang telah menjadi pusat pertempuran selama berbulan-bulan.
Sementara itu, Militer Ukraina berkata pasukan Grup Wagner telah maju dari beberapa arah, mencoba menerobos posisi pertahanan pasukan Ukraina dan bergerak ke pusat kota Bakhmut.
"Dalam pertempuran sengit, pembela kami menimbulkan kerugian yang signifikan pada musuh," katanya dalam briefing pagi.
Peneliti senior di SIPRI, Pieter Wezeman, mengatakan pada Senin, bahwa jumlah impor senjata ke Eropa hampir dua kali lipat pada 2022.
Hal ini, menurut dia, didorong oleh pengiriman besar-besaran ke Ukraina yang telah menjadi tujuan terbesar ketiga di dunia.
Laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengungkap, lonjakan impor senjara ke Eropa naik 93 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
SIPRI menyebut, impor juga meningkat karena percepatan pengeluaran militer negara-negara Eropa termasuk Polandia dan Norwegia.
"Invasi Rusia ke Ukraina benar-benar menyebabkan lonjakan permintaan senjata yang signifikan di Eropa, yang akan berdampak lebih jauh dan kemungkinan besar akan menyebabkan peningkatan impor senjata oleh negara-negara Eropa," kata Pieter Wezeman.
Menteri Pertahanan Moldova Anatolie Nosatii mengatakan, saat ini tidak ada bahaya militer yang akan segera terjadi di negaranya.
Tetapi, kata dia, Moldova tunduk pada perang hibrida yang dihasilkan oleh Rusia dalam upaya untuk menggulingkan kekuasaan negara.
Anatolie Nosatii berkata demikian saat melangsungkan wawancara dengan AFP di kantornya di Chisinau, setelah negaranya menghadapi serangkaian protes anti-pemerintah pada akhir pekan lalu.
"Bahaya militer yang akan segera terjadi terhadap Moldova saat ini tidak ada, tetapi ada jenis bahaya lain yang memengaruhi keamanan negara, yakni perang hibrida," kata Nosatii.