New York Times melaporkan pada Senin, bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan membuka dua kasus kejahatan perang yang dilakukan oleh pejabat Rusia atas invasi Ukraina.
Dalam laporannya, New York Times menuturkan, kasus pertama melibatkan dugaan penculikan anak-anak Ukraina oleh Rusia, yang kemudian dikirim untuk diadopsi atau ke kamp pendidikan ulang.
Kasus kedua menuduh bahwa pasukan Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil seperti pembangkit listrik dan air dengan serangan rudal.
Mengutip informasi dari pejabat pengadilan dan mantan pejabat pengadilan yang tidak disebutkan namanya, New York Times melaporkan, ICC juga akan meminta surat perintah penangkapan untuk beberapa orang Rusia.
Sumber itu tidak memberikan rincian tentang siapa yang akan didakwa dan kapan.
Ukraina pada Senin membantah ikut campur dalam protes anti-pemerintah yang meletus di Georgia pekan lalu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Gerogia Irakli Garibashvili pada Minggu (12/3/2023) meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak mencampuri urusan politik di negaranya, menyusul gelombang aksi protes pekan lalu.
Selama aksi protes terhadap UU “agen asing” yang menurut kritikus memberikan sinyal pergeseran otoriter di Georgia, Zelensky berterima kasih kepada pengunjuk rasa karena mengibarkan bendera Ukraina.
Menurut dia, tindakan itu menunjukkan rasa hormat kepada Ukraina yang telah dijajah Rusia.
Anne Beathe Tvinnereim, Menteri Pembangunan Internasional Norwegia pada Senin, mendesak Barat meningkatkan dukungan internasional kepada negara berkembang untuk melawan pengaruh yang meningkat dari Rusia dan China.
Dia mengatakan kepada wartawan, bahwa negara-negara berkembang perlu memastikan bahwa mereka tidak dilupakan karena fokus beralih ke bantuan untuk Ukraina sejak invasi Rusia tahun lalu.
"Kita tidak bisa mengambil risiko berakhir dalam situasi di mana negara-negara berkembang merasa Barat melawan yang lain," katanya.
Rusia setuju perpanjang kesepakatan biji-bijian selama 60 hari
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin pada Senin memastikan, negaranya setuju untuk memperbarui kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina, tetapi hanya untuk 60 hari lagi.
Dia berkata demikian setelah diadakan pembicaraan perwakilan PBB.
"Pihak Rusia... tidak keberatan dengan perpanjangan lain dari 'Inisiatif Laut Hitam' setelah masa berlaku kedua berakhir pada 18 Maret, tetapi hanya untuk 60 hari," katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-378 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Rebut Timur Bakhmut | Video Eksekusi Tentara
Presiden Iran dan Belarus saling memuji hubungan dekat mereka selama dilangsungkan pembicaraan di Teheran pada Senin.
Kedua negara telah dihadapkan pada isu mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.
Belarus dilaporkan telah berfungsi menjadi pangkalan penunjang bagi pasukan Rusia.
Sementara, Iran dituduh memasok Rusia dengan drone bersenjata untuk digunakan dalam invasi, tuduhan yang dibantahnya sambil menyatakan netralitasnya dalam konflik.
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin pada Senin mengatakan, dirinya terbuka untuk membahas pemberian jet tempur ke Ukraina meskipun menghadapi kritik di dalam negeri.
Kyiv telah menyerukan butuh bantuan jet tempur, khususnya F-16 buatan Amerika.