ASAKUCHI, KOMPAS.com – Para peneliti akhirnya berhasil memecahkan misteri sebuah mumi “putri duyung” yang sempat disembah di sebuah kuil di Asakuchi, Jepang.
Menurut rumor yang beredar, mumi tersebut pertama kali ditemukan di lepas pulau Shikoku, Jepang, antara tahun 1736 hingga 1741.
Dilansir dari New York Post pada 18 Februari, mumi “putri duyung” tersebut panjangnya sekitar 30 sentimeter (cm) dengan gigi runcing, rambut, dan bagian perut ke bawah menyerupai ekor ikan.
Baca juga: Dugong, Hewan yang Menginspirasi Kisah Putri Duyung, Punah di China
Karena bentuknya yang tak biasa, muncul mitos bahwa mumi “putri duyung” tersebut akan memberikan keberkahan.
Dikatakan bahwa barang siapa yang bisa menggigit daging mumi “putri duyung” itu maka akan diberkati dengan keabadian. Namun tidak ada yang benar-benar melakukannya.
Karena mitos yang berkembang, mumi tersebut disembah oleh penduduk setempat dan ditempatkan di kuil Enjuin di Asakuchi selama 40 tahun lamanya.
Hingga akhirnya pada tahun lalu, para peneliti dari Kurashiki University of Science and the Arts melakukan penyelidikan terhadap mumi tersebut.
Baca juga: Misteri Mumi Putri Duyung Berusia 300 Tahun, Berwajah Manusia tapi Berekor Ikan
Penyelidikan yang dilakukan oleh tim peneliti menggunakan berbagai teknik modern seperti sinar-X, CT, penanggalan radiokarbon, mikroskop elektron, dan analisis DNA.
Ahli paleontologi yang mengerjakan proyek tersebut, Takafumi Kato, mengatakan kepada Vice World News bahwa setelah dilakukan penyelidikan, terungkaplah bahwa mumi tersebut bukanlah putri duyung yang sesungguhnya.
“Berdasarkan analisis kami dan sejarah pembuatan mumi di Jepang, kami dapat menyimpulkan bahwa mumi putri duyung itu mungkin buatan manusia,” kata Kato.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.