Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Mumi Putri Duyung di Jepang Terungkap, Sempat Disembah di Kuil

Kompas.com - 01/03/2023, 11:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

ASAKUCHI, KOMPAS.com – Para peneliti akhirnya berhasil memecahkan misteri sebuah mumiputri duyung” yang sempat disembah di sebuah kuil di Asakuchi, Jepang.

Menurut rumor yang beredar, mumi tersebut pertama kali ditemukan di lepas pulau Shikoku, Jepang, antara tahun 1736 hingga 1741.

Dilansir dari New York Post pada 18 Februari, mumi “putri duyung” tersebut panjangnya sekitar 30 sentimeter (cm) dengan gigi runcing, rambut, dan bagian perut ke bawah menyerupai ekor ikan.

Baca juga: Dugong, Hewan yang Menginspirasi Kisah Putri Duyung, Punah di China

Karena bentuknya yang tak biasa, muncul mitos bahwa mumi “putri duyung” tersebut akan memberikan keberkahan.

Dikatakan bahwa barang siapa yang bisa menggigit daging mumi “putri duyung” itu maka akan diberkati dengan keabadian. Namun tidak ada yang benar-benar melakukannya.

Karena mitos yang berkembang, mumi tersebut disembah oleh penduduk setempat dan ditempatkan di kuil Enjuin di Asakuchi selama 40 tahun lamanya.

Hingga akhirnya pada tahun lalu, para peneliti dari Kurashiki University of Science and the Arts melakukan penyelidikan terhadap mumi tersebut.

Baca juga: Misteri Mumi Putri Duyung Berusia 300 Tahun, Berwajah Manusia tapi Berekor Ikan

Penyelidikan yang dilakukan oleh tim peneliti menggunakan berbagai teknik modern seperti sinar-X, CT, penanggalan radiokarbon, mikroskop elektron, dan analisis DNA.

Ahli paleontologi yang mengerjakan proyek tersebut, Takafumi Kato, mengatakan kepada Vice World News bahwa setelah dilakukan penyelidikan, terungkaplah bahwa mumi tersebut bukanlah putri duyung yang sesungguhnya.

“Berdasarkan analisis kami dan sejarah pembuatan mumi di Jepang, kami dapat menyimpulkan bahwa mumi putri duyung itu mungkin buatan manusia,” kata Kato.

Saat dilakukan penyelidikan, mumi tersebut tidak memiliki tulang belakang, tulang rusuk, atau tulang rangka lainnya.

Baca juga: Peneliti Temukan Fakta Mengejutkan, Bahan Balsem Mumi Mesir Kuno Berasal dari Asia Tenggara

Beberapa bagian dari tubuh mumi tersebut berasal dari ikan. Rahang dan giginya diambil dari ikan. Lengan, bahu, leher, dan pipinya ditutupi kulit ikan. Bagian bawah tubuhnya juga terdapat tulang ikan.

Saat dilakukan penanggalan radioaktif, "makhluk" tersebut kemungkinan dibuat pada tahun 1800-an.

Mumi “putri duyung” tersebut rupanya bukan satu-satunya. Ada puluhan mumi sejenis yang ditemukan di sekitar Jepang.

Mumi-mumi itu diperkirakan dibuat selama zaman Edo, yang berlangsung antara 1603 hingga 1868.

Baca juga: Firaun Tutankhamun Punya Saingan, Ditemukan Mumi dengan Lidah dan Hati Emas

Mumi putri duyung, makhluk misterius berukuran 12 inci (30,5 cm) itu diduga ditangkap di Samudra Pasifik, di lepas pulau Shikoku, Jepang, antara 1736 dan 1741. KINOSHITA HIROSHI/PEN NEWS via NEW YORK POST Mumi putri duyung, makhluk misterius berukuran 12 inci (30,5 cm) itu diduga ditangkap di Samudra Pasifik, di lepas pulau Shikoku, Jepang, antara 1736 dan 1741.

Pada periode ini, ada banyak penyakit yang merajalela seperti cacar dan campak. Sehingga, bermunculanlah mumi sejenis yang diyakini membawa keberuntungan.

Hiroshi Kinoshita dari Okayama Folklore Society mengatakan kepada The Sun, orang-orang Jepang zaman dulu percaya bahwa putri duyung adalah makhluk abadi.

“Konon jika kamu memakan daging putri duyung, kamu tidak akan bisa mati,” kata Kinoshita.

Baca juga: Arkeolog Mesir Klaim Temukan Makam Firaun Berisi Mumi Tertua dan Terlengkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com