Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koran Lokal di Australia Masih Laku dan Berkembang

Kompas.com - 16/02/2023, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Serikat pekerja media, Media Entertainment and Arts Alliance (MEAA) memperkirakan 3.000 lapangan kerja di bidang jurnalistik hilang antara tahun 2011 sampai 2017 di Australia.

Selain berbagai berita mengenai disrupsi yang berdampak pada industri media, PHK juga membuat banyak orang mempertimbangkan kembali untuk berkarier di bidang ini.

Dosen senior di Charles Sturt University, Jock Cheetham, mengatakan sudah muncul persepsi di kalangan orangtua dan beberapa mahasiswa bahwa karier di bidang media sekarang tidak menjanjikan.

Namun dia tidak sependapat.

"Pada tahun 2022, saya mendapat banyak permintaan dari mereka yang memerlukan staf untuk bekerja di kawasan regional," katanya.

"Tahun lalu jumlah permintaan yang meliputi wartawan pemula sampai wartawan tingkat menengah tinggi sekali, tapi sedikit yang berminat."

Faktor lain yang berpengaruh adalah kompetisi di dunia industri besar yang juga mempekerjakan wartawan untuk perusahaan mereka.

Sebuah proyek bernama New Beats Project yang mempelajari kecenderungan PHK selama lima tahun di industri media menyimpulkan bahwa tak banyak mantan wartawan yang pindah bekerja menjadi humas mau kembali menjadi wartawan di media.

Proyek tersebut menerbitkan buku berjudul Journalists and Job Loss atau 'Wartawan dan Kehilangan Pekerjaan'.

"Responden kami tadinya bolak-balik pindah kerja antara humas dan wartawan selama survei, namun pada tahun 2017, tidak ada lagi di antara mereka yang bekerja sebagai humas mau kembali bekerja di media."

Baca juga: Koran Perancis Ungkap Perusahaan Energi Total “Danai” Junta Militer Myanmar

Warga masih mau membaca berita

CPA bekerja sama dengan perusahaan induk Facebook, Meta, terlibat dalam proyek pendanaan bernama Newsroom Sustainability and Digital Transformation Fund untuk membantu media lokal berkembang di ruang digital.

Walau halaman Facebook dan situs mereka semakin populer, editor pelaksana media lokal Condobolin, Argus Anne Coffey, mengatakan para pemasang iklan lokal masih enggan untuk masuk ke dunia digital.

"Kehadiran kami di dunia digital meningkat namun para pembaca belum mau membayar untuk produk digital," katanya.

Namun, pendapatan dari iklan bukan masalah utama bagi media daerah saat ini.

Menemukan dan mempertahankan para wartawan muda untuk mau bekerjalah yang menjadi perhatian utama Anne Coffey saat ini.

"Saya ingin pensiun dan menjual bisnis ini namun tidak ada orang yang mau mengambil alih," katanya.

"Dan warga di sini masih mau membaca berita, jadi saya tetap harus bekerja selagi bisa."

Baca juga: Dianggap Tayangan Bejat, Koran Turki Sensor Lengan Pemeran Serial Friends

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com